Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD KALTIM PENDIDIKAN

Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Akmed Reza, Warga Muara Jawa Ilir Dipuji

Akhmed Reza Fachlevi saat sosialisasi wawasan kebangsaan di RT 05 Kelurahan Muara Jawa Ilir Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu (11/12/2022).

Kompak.id, Tenggarong – Aggota DPRD Kaltim, Ahkmed Reza Fachlevi kembali memfasilitasi masyarakat dan pemerintah menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui sosialisasi wawasan kebangsaan. Kali ini sosialisasi itu berlangsung di RT 05 Kelurahan Muara Jawa Ilir Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu (11/12/2022).

Saat membuka sosialisai kebangsaan tersebut, politikus muda dari Fraksi Gerindra yang akrab disapa Reza itu menegaskan, penanaman nilai-nilai kebangsaan melalui ideologi Pncasila harus dilakukan. Ancaman terhadap ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan bukan tidak ada. Menurutnya, ancaman tersebut dapat muncul dari manapun terutama dari kemajuan teknologi melalui media-media sosial.

“Wawasan kebangsaan ini semakin lama semakin luntur. Jadi sosialisasi ini perlu untuk dilakukan. Ini menjadi perhatian DPRD Kaltim dan pemerintah,” kata Akhmed Reza membuka sosialisasi.

Reza mengtakan, semangat kebangsaan dan cinta tanah air menjadi modal sosial dalam pembangunan. Tanpa semangat itu, kata dia, pembangunan tidak akan berjalan optimal.

“Karena dengan semangat itu persatuan dan kesatuan akan terwujud. Semoga masyarakat Muara Jawa Ilir dapat menjaga persatuan dan kesatuan,” kata Reza yang juga Ketua Komisi IV DPRD Kaltim itu menambahkan.

Sosialisai kebangsaan yang dihadiri seratusan warga tersebut menghadirkan narasumber dari Unit Layanan Strategis Badan Kajian Pancasila dan Kenegaraan (ULS BKPN) Universitas Mulawarman, Ridwan Idris. Dijelaskannya, saat ini nyaris sebagian generasi milineal Indonesia menolak Pancasila.

BACA JUGA :  Sudah 7 Tahun SMAN 13 Samarinda Gunakan Gedung Sendiri

“Kasus 40 persen milineal tidak percaya Pancasila. Kenapa tidak percaya? Karena mereka menganggap Pancasila tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama kita,” kata Ridwan mekankan.

Ditegaskannya, lima sila yang terdapat di dalam Pancasila tidak satupun bertentangan dengan agama terutama Islam.

“Semua agama di Indonesia menyebutnya esa. Esa itu dalam bahasa sansekerta. Esa dalam bahasa Ibrani disebut ahad. Kemudian kemanusiaan yang adil dan beradab. Seperti di dalam Al Quran yang mengatakan

anak Adam itu dimuliakan,” ungkap Ridwan menjabarkan.

Pun dengan sila persatuan Indonesia. Dari Sabang dampai Merauke, Indonesia terdiri dari empat ratusan suku dan sub suku beserta bahasanya mampu bersatu.

“Jadi prinsip agama kita tentang perdamaian selaras dengan persatuan dan kesatuan, jangan bercerai berai. Jadi kita mengajarkan Pancasila sekaligus juga mengajarkan nilai-nilai agama,” urai Ridwan.

Ridwan juga menjelaskan terkait perintah bermusyawarah dalam Al Quran. Sebagaimana yang kemudian termaktub dalam Pancasila sila keempat.

“Saya menilai masyarakat Muara Jawa Ilir masih memiliki semangat kebangsaan. Karena saat menyanyikan Indonesia Raya tadi semuanya hafal,” imbuh Ridwan yang juga pengajar di Universitas Mulawarman.

Sosialisasi kebangsaan juga diisi oleh Bhabinkamtibnas Polsek Muara Jawa Ilir Risto. Kemudian unstad kondang Faturrahman atau yang dikenal dengan Ustad Pink. (*)

Related posts