Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL DINAS PENDIDIKAN KALTIM PENDIDIKAN

SMK di Kaltim Perlu Dukungan Dunia Industri

Kompak.id, Samarinda – Dunia industri di daerah diharapkan dapat menggunakan tenaga kerja lokal melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lulusan SMK sampai saat ini dinilai belum sepenuhnya diserap oleh dunia industri di daerah. Harapan agar Pemprov Kaltim berhasil memfasilitasi kesinambungan antara SMK dan dunia kerja akan membantu  meningkatkan kualitas SMK terutama sumber daya manusia.

Kesejangan antara dunia industri dan lembaga pendidikan SMK dirasakan oleh Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Penajam Paser Utara (PPU), Jukianto. Menurutnya, sarana pendidikan dan sumber daya manusia lulusan SMK terkendala sertifikasi keahlian.

“Supaya pendidikan yang ada di PPU itu memiliki kualitas yang lebih untuk menghadapi perkembangan di IKN nanti,” katanya belum lama ini.

Selama ini dunia industri, kata dia, sebagian besar belum mendukung perkembangan SMK-SMK. Bentuk dukungan itu dapat dilakukan dengan bekerja sama atau menyerap lulusan SMK.

 “Kami minta pemerintah daerah atau dewan untuk memfasilitasi SMK agar industri atau perusahaan itu bisa welcome dan saling mengisi untuk pengembangan SMK,” tegasnya.

BACA JUGA :  Sejumlah RT Bentuk Perpustakaan Mini di Kelurahan Sempaja Timur

Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMK di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Surasa menyebutkan, saat ini di Kaltim terdapat 221 SMK yang tersebar di 10 kabupaten dan kota, yang menghasilkan 25 ribu lulusan SMK per tahun dari berbagai jurusan. Dari jumlah lulusan itu, sebagian besar memilih langsung bekerja dari pada melanjutkan pendidikan mereka.

“Lebih banyak yang bekerja. Meskipun tingkat serapannya itu masih parsial,” ungkap Surasa.

Meski begitu, keinginan sebagian besar lulusan SMK tersebut tidak berbanding lurus dengan daya tampung lapangan kerja yang sangat terbatas.

harus diakui bahwa kondisi riil menyatakan bahwa, jumlah lapangan pekerjaan belum seimbang dengan jumlah lulusan SMK yang selalu ada tiap tahunnya.

“Memang di beberapa industri ada yang melaksanakan program kelas industri. Jadi kelas itu dibuka memang untuk memenuhi kebutuhan industri. Lulus langsung direkrut. Itu ada untuk jurusan tertentu,” katanya menambahkan. (Adv)

Related posts