Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL DINAS PENDIDIKAN KALTIM

SMAN 8 Samarinda Anggap Kurikulum Merdeka sebagai Pelengkap Kurikulum Sebelumnya

Nurhayati

Kompak.id, Samarinda – SMAN 8 Samarinda termasuk pelopor kurikulum merdeka di Kalimantan Timur, sebagai pelopor, secara umum mereka merasa kurikulum tidak berubah secara signifikan tetapi sebuah pengembangan.

“Ini bukan kurikulum baru yang total berbeda dari 2013, tapi sifatnya pengembangan dan penyempurnaan dari K13,” ungkap Nurhayati, Senin (6/11/2023).

Anggapan itu diselaraskan dengan beberapa kesamaan yang ada antara kurikulum merdeka dan K13, seperti berfokus pada peserta didik dan keaktifan siswa, namun ditambahkan agar sekarang disesuaikan untuk membuat KBM menjadi menyenangkan untuk siswa.

Praktis perbedaan signifikan hanya terjadi di jenjang SMA, terutama perihal penjurusan, jika sebelumnya saat kelas 10 nya sudah memilih jurusan IPA atau IPS, untuk saat ini kelas 10 mempelajari hal umum layaknya SMP, saat kelas 11 nantinya barulah mereka dihadapkan dengan mata pelajaran wajib dan pilihan.

“Jadi nanti akan terbagi menjadi 2 kelompok yakni mata pelajaran umum dan pilihan tadi,” jelas Nurhayati.

Lebih lanjut, Nurhayati menyampaikan sekolah akan memberikan minimal 7 nata pelajaran pilihan untuk dipilih, disesuaikan dengan alokasi guru yang ada, sehingga jika tidak ada gurunya mata pelajarannya tidak akan ditawarkan,

BACA JUGA :  Kadisporapar Samarinda Ikut Jalan Sehat bersama 1000 Anak Yatim dan Dhuafa

“Kembali lagi fleksibel sih kurikulum merdeka itu,” sambungnya.

Ditanya perihal kendala, Nurhayati mengatakan ada beberapa kendala yang kerap dihadapi, seperti banyaknya siswa yang memilih mata pelajaran yang gurunya tidak banyak sehingga mengharuskan pihaknya untuk membuat banyak kelas, akhirnya harus disesuaikan lagi dengan kapasitas guru sekolah.

Nurhayati membeberkan memang yang paling rumit pengaturannya adalah di mata pelajaran pilihan, karena harus disesuaikan dengan kondisi guru dan sapras sekolah dan juga minat siswa, jadi segalanya harus diakomodir, karena di SMAN 8 sendiri tidak menerapkan moving class.

“Kami menawarkan 9 mata pelajaran, tapi kami hanya punya 6 kelas, itu sudah nda match, nda bisa moving sudah, karena logikanya kalau kami tawarkan 9 mata pelajaran kami harus sediakan 9 kelas juga untuk moving, tapi karena sekolah kami kecil, akhirnya tidak available,” pungkas Nurhayati. (Adv/Ain/Disdikbud Kaltim)

Related posts