Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
INSPIRASI

Kisah Khotib Guru Mengajar Di Saat Pandemi

Samarinda – Kisah Pahlawan tanpa tanda jasa, begitu kita menyebut seorang guru. Berbicara tentang guru memang tiada habisnya, mereka selalu berjuang demi masa depan para generasi penerus bangsa.

Salah satu kisah soal guru datang dari daerah Samarinda, Kalimantan Timur. Abd Khotib lelaki kelahiran Lamongan pada 1978 silam. begitu nama pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.

Menjadi guru bagi Khotib bukan hanya soal pekerjaan tetapi panggilan hati untuk mengabdi. Menggunakan kendaraan roda dua buatan 2007 dia berangkat ke sekolah untuk mencerdaskan generasi bangsa.

Salah satu tantangan luar biasa bagi Khotib l adalah datangnya pandemi covid-19 yang mengharuskan dirinya melakukan kegiatan belajar mengajar jarak jauh nyaris selama 2 tahun lamanya. Dan kini baru 2 bulan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolahnya yang berada di SDN 009 Samarinda Ilir.

Khotib menceritakan kisah suka duka selama mengajar selama online yang mana jaringan menjadi kendala utama dalam mengajar dan tidak maksimal. Dan membuat dirinya harus mendatangi rumah siswa yang terkendala jaringan agar siswanya tetap mendapatkan ilmu pengetahuan dari yang dia sampaikan.

“Waktu belajar daring cukup banyak kendala dan harus membuat kami turun ke rumah siswa untuk mengajar offline,” kata Khotib yang juga aktif menjadi Ketua Gabungan Relawan Peduli  Kelurahan Lempake saat ditemui usai mengajar.

BACA JUGA :  Jelang Event Internasional Y20, Garin Bicara di Unmul

Lanjut bapak dua anak ini, menceritakan rasa bahagai tak bisa dibendung karena sudah 2 bulan pembelajar PTM di laksanakan di Sekolahnya, siswa dan siswa pun terlihat sangat semangat ke sekolah untuk mengikuti pembelajar.

“ini spirit dan semangat baru dalam proses belajar,” sampai sambil meminum kopi dan menghisap rokok yang ada ditangannya

PTM kali ini berbeda dengan pembelajaran sebelum covid-19 terjadi, kebiasaan yang sangat berbeda ada kewajiban memakai masker di sekolah terlebih saat didalam kelas baik guru maupun siswa-siswi, tak ada salaman, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan.

“Pembelajaran hanya 2 jam karena pembalajaran TPM hanya 50 persen saja,” sebut Wali Kelas IV B ini

Dia pun berharap agar Samarinda bebas covid-19 selamamnya dan pembelajaran bisa normal 100 persen. Dia beryukur telah mengabdi honorer 15 tahun dirinnya menjadi guru honor dan Desember 2021 dirinya baru diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Dengan menjaga Protokol kesehatan yang benar, kami yakin covid-19 akan hilang. Dan kepada anak didik tetap semangat dalam proses belajar,” harapnya. (OKe)

Related posts