Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD KALTIM

Reza Fachlevi Gelar Sosperda Ketahanan Keluarga: Narasumber Ajak Warga Gunakan Bahasa Cinta di Tengah Tingginya Jumlah Perceraian

Akhmed Reza Fachlevi saat Sosialisasi Perda (Sosperda) Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Sabtu (4/5/2025).

Kompak.id, Tenggarong – Dalam acara Sosialisasi Perda (Sosperda) Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga yang digelar di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Sabtu (4/5/2025), Anggota DPRD Kalimantan Timur Akhmed Reza Fachlevi menekankan pentingnya membangun ketahanan keluarga sebagai fondasi ketahanan nasional.

Reza, begitu biasa disapa masyarakat ini menjelaskan, bahwa di era kemajuan teknologi dan gempuran konten digital saat ini, keluarga menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana informasi justru kerap menjadi sumber ancaman bagi keutuhan keluarga, terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan cenderung menyerap berbagai informasi tanpa filter yang memadai. Tanpa pendampingan serius dari orang tua, anak-anak rentan terpapar dampak negatif dari konten-konten digital yang tidak sesuai.

Menurut Reza, membangun ketahanan keluarga memerlukan pendekatan holistik yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan psikologis. Dari sisi ekonomi, ketersediaan sandang, pangan, dan papan yang layak menjadi prasyarat utama. Ia menyayangkan masih banyaknya keluarga kurang mampu di Kutai Kartanegara yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar ini, sehingga berdampak pada ketahanan keluarga mereka.

Dari aspek sosial, seorang kepala keluarga dituntut mampu memberikan rasa aman bagi seluruh anggota keluarga, baik dari ancaman internal maupun eksternal. Sementara dari sisi psikologis, menciptakan komunikasi yang sehat dan lingkungan rumah yang nyaman menjadi kunci penting dalam membangun ketahanan mental keluarga.

Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 yang disosialisasikan ini menurut Reza menjadi landasan hukum penting untuk memperkuat peran keluarga sebagai unit terkecil dalam ketahanan nasional. “Keluarga yang kuat akan melahirkan generasi yang tangguh. Menjaga keutuhan keluarga sama dengan berinvestasi untuk masa depan bangsa,” tegas Reza.

Melalui sosialisasi ini, Reza berharap masyarakat semakin memahami pentingnya membangun ketahanan keluarga di tengah berbagai tantangan zaman, sekaligus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan melalui penguatan unit keluarga. Acara yang digelar di Desa Jembayan Tengah ini mendapat sambutan antusias dari warga setempat yang menyadari pentingnya isu ketahanan keluarga di era digital ini.

Dalam giat ini, Reza Fachlevi menggandeng hipnoterapis profesional Endro S. Efendi untuk membagikan kiat-kiat praktis. Acara ini menjadi semakin relevan mengingat data mengejutkan yang terungkap, Kalimantan Timur mencatat 6.279 kasus perceraian pada tahun 2024, tertinggi kedua se-Kalimantan setelah Kalimantan Selatan (6.565 kasus).

Endro memaparkan rincian data yang mengkhawatirkan, 4.374 kasus (70%) disebabkan perselisihan dan pertengkaran terus-menerus, daerah dengan angka tertinggi yakni Balikpapan (823 kasus), disusul Samarinda, dan Bontang.

Sebagai narasumber ahli, Endro memperkenalkan konsep “Bahasa Cinta” sebagai solusi preventif, yakni:

1. Kata-kata Afirmasi – Kekuatan pujian dan dukungan verbal
2. Waktu Berkualitas – Kebersamaan tanpa gangguan gawai
3. Layanan Tulus – Membantu pekerjaan rumah tanpa diminta
4. Sentuhan Fisik – Pelukan dan belaian kasih sayang
5. Hadiah Bermakna – Bukti perhatian dalam bentuk sederhana

Selain itu, Endro menekankan pentingnya, komunikasi empatik antaranggota keluarga, pendidikan pranikah dan konseling keluarga, dan pola asuh anak yang adaptif di era digital.

Sosialisasi ini tidak hanya berhenti pada pemaparan materi, tetapi juga dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif dimana warga dapat berbagi pengalaman dan solusi.

Dengan pendekatan humanis dan solusi praktis, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik balik dalam membangun ketahanan keluarga di Kaltim, terutama di tengah gempuran tantangan modern yang kian kompleks. (*)

Related posts