Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
BERITA UTAMA HUKUM

BADKO HMI Kaltim – Kaltara: Banyak Masyarakat Kaltim yang Ingin Kuliah

Sekretaris Umum BADKO HMI Kaltim- Kaltara, Irwansyah

Kompak.id, Samarinda – Sekretaris Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Kaltim –Kaltara, Irwansyah menyayangkan penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR) yang keliru dan tidak benar..

Irwansyah menyebut perusahaan batu bara yang beroperasi di Kaltim  seharusnya memberikan bantuan CSR ke masyarakat Kaltim yang merasakan, karena sudah mengeksploitasi sumberdaya alam, merusak lingkungan, mengakibatkan konflik sosial pada masyarakat sekitar lokasi pertambangan.

“Kami meminta kepada pejabat yang berwenang melalui pemerintah Proovinsi Kaltim untuk memberi evaluasi kepada perusahan-perusahan tambang yang ada di Kaltim,” tegasnya.

Dia menyebutkan, karena ada beberapa data kasus yang disebabkan oleh aktivitas tambang yang tidak melakukan reklamasi sehingga 40 orang nyawa melayang di kolam bekas tambang salah diantaranya remaja meninggal dunia di lubang tambang yaitu Novita Sari (18), siswi SMK Barong Tongkok Kutai Barat. Novi tewas tenggelam di lubang tambang batubara milik PT. Gunung Bayan Pratama Coal di Desa Belusuh, Kecamatan Siluq Ngurai, Kubar, pada Minggu (25/06/2017).lalu

“Berdasarkan informasi yang kami himpun ada 40 nyawa hilang di lubang tambang. Lubang seluas tiga kali lapangan bola itu yang sampai saat ini tidak ada proses yang jelas ditangani oleh aparat penegak hukum,” sebutnya

BACA JUGA :  Jalan Rusak Parah, Ambulans Bawa Jenazah Tertahan 7 Jam

Terkait, pemberitan CSR untuk Universitas Indonesia (UI) Rp50 miliar, Institut Teknologi Bandung (ITB) Rp100 miliar dan Universitas Gajah Mada (UGM) Rp50 miliar. Irwansyah merasa hal itu sangat tidak benar dan tidak adil terhadap masyarakat khususnya mahasiswa yang ada di Kaltim, karena perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan dari Kaltim yang seharusnya lebih memprioritaskan Perguruan Tinggi di Kaltim

“Masih banyak masyarakat Kaltim yang tidak mampu memberi biaya anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Namun banyaknya perusahaan yang ada di Kaltim, seolah menutup mata dan tidak perduli dengan dunia pendidikan. Seharusnya program CSR dapat tepat sasaran dengan memberikan bantuan CSR kepada Perguruan Tingi dan memberi beasiswa kepada mahasiswa yang kurang mampu.,” tutupnya (Oke)

Related posts