Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
SEPUTAR KALTIM

Menanam Masa Depan di Samboja: Pemuda, Petani, dan Harapan Baru dari Komunitas Jelantah

Kompak.id, Samboja – Samboja masih basah oleh embun pagi ketika sekelompok pemuda berdiri di atas lahan Kelompok Tani Terpadu Berkat Al-Arsyadi. Jam baru menunjukkan pukul 10.00 WITA, namun matahari mulai terasa hangat di kulit. Di antara cangkul, bibit sawo, jambu hingga alpukat yang tersusun rapi, serta tawa ringan anak-anak muda, terhampar harapan baru, harapan lahan hijau yang tak hanya rindang, tetapi juga bernilai ekonomi.

Di sinilah Komunitas Jelantah dan Pilah Berdaya memulai gerakannya. Komunitas yang sebelumnya dikenal lewat aksi pengumpulan jelantah dan edukasi lingkungan itu memilih jalur baru, Mereka memilih menanam masa depan. Bersama kelompok tani dan 50 pemuda, mereka tidak hanya turun menanam, tetapi juga belajar mengenali tanah, merawat bibit, dan memikirkan masa panen yang belum terlihat.

Sebagian peserta datang karena ajakan teman, sebagian karena rasa penasaran, tetapi akhirnya pulang dengan pandangan baru bahwa menanam bukan sekadar kegiatan fisik, tetapi investasi jangka panjang bagi bumi dan manusia.

“Ternyata menanam itu bukan hanya soal memasukkan pohon ke tanah, tapi menjaga dan merawatnya,” ujar salah satu peserta sambil menyeka keringatnya.

Ide program ini bermula dari Syifa Nur Aini, pendiri Komunitas Jelantah dan Pilah Berdaya sekaligus delegasi Kalimantan Timur dalam program Singapore–Indonesia Youth Leaders Exchange Programme (SIYLEP). Ia melihat banyak petani di daerah masih bergantung pada tanaman jangka pendek yang cepat panen namun tidak selalu menjamin pendapatan berkelanjutan.

Karena itu, Penghijauan Berdaya memperkenalkan sistem pertanian berlapis yang menggabungkan tanaman jangka pendek dengan pohon buah produktif yang menjadi aset ekonomi jangka panjang. Sawo, jambu kristal, jambu air, rambutan, patai, hingga alpukat menjadi pilihan. Sebagian besar bibit buah disuplai dari Persemaian Permanen Mentawir oleh BPDAS Mahakam Berau, sementara bibit alpukat disediakan langsung oleh komunitas.

Selain pohon produktif, 50 bibit pucuk merah ikut ditanam. Warnanya kelak menjadi ornamen alami yang mempercantik lanskap, membentuk batas hijau, dan menegaskan karakter kawasan sebagai ruang yang tertata. Sentuhan kecil ini menyiapkan lahan menuju potensi wisata petik buah di masa depan, mengikuti jejak agrowisata di berbagai daerah yang telah berhasil menarik pengunjung.

“Gerakan ini bukan sekadar penanaman pohon, tetapi penanaman nilai dan masa depan. Kami ingin ruang hijau yang produktif, menguatkan pendapatan petani, sekaligus membuka peluang wisata edukatif bagi masyarakat,” kata Syifa

Respons positif datang dari Kelompok Tani Berkat Al-Arsyadi yang melihat program ini sebagai langkah maju menuju sistem pertanian yang berpadu dengan peluang wisata. Mereka membayangkan hari ketika masyarakat datang, memetik buah langsung dari pohonnya, belajar menanam, dan menjadikan kampung sebagai tujuan wisata edukatif.

“Kalau suatu hari orang bisa datang dan menikmati hasilnya langsung di sini, itu akan jadi berkah bagi kampung ini,” ungkap salah seorang petani.

Bagi Komunitas Jelantah, ini bukan sekadar proyek, tetapi perluasan misi. Setelah bertahun-tahun bergerak di pengelolaan jelantah, pemilahan sampah plastik, dan edukasi lingkungan, kini mereka menanam investasi ekologis yang bernilai ekonomi dan sosial. Bibit-bibit itu akan dipantau secara berkala, kolaborasi terus diperluas, dan kawasan akan dikembangkan menjadi ruang wisata berbasis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Mereka yang ingin mengikuti perjalanan gerakan ini dapat menemukannya melalui kanal resmi komunitas, tempat mereka berbagi proses, cerita, dan ajakan kolaborasi. Instagram: @jelantahdanpilahberdaya (instagram.com/jelantahdanpilahberdaya)

Di Samboja, 550 bibit ditanam. Namun yang tumbuh lebih dari sekadar pohon. Ada semangat, pengetahuan baru, dan harapan yang menancap di tanah, ditinggalkan untuk bertumbuh bersama waktu, pemuda, dan akar kebaikan yang terus dirawat.(Ain)

Related posts