Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL DISPORA KALTIM

Strategi Terpadu Dispora Kaltim untuk Membentuk Pemuda Berkarakter dan Berdaya Saing

Kompak.id, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur terus menunjukkan komitmennya dalam membangun kualitas generasi muda melalui pendekatan yang lebih holistik. Tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis, Dispora Kaltim kini mengarahkan program pembinaan untuk mengembangkan soft skill dan karakter pemuda secara berkelanjutan di seluruh wilayah provinsi.

Hasbar Mara, Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, menjelaskan bahwa strategi pembinaan yang diterapkan terdiri dari dua klaster utama, yakni pengembangan dan pemberdayaan. Dua pendekatan ini didesain saling melengkapi agar proses pembinaan pemuda dapat berjalan secara menyeluruh dan efektif.

“Program pengembangan dirancang untuk menjangkau sekitar 5.000 pemuda, sementara program pemberdayaan menyasar 3.000 peserta. Keduanya tidak dijalankan secara terpisah, melainkan disusun sebagai satu rangkaian yang saling mendukung,” terang Hasbar, Rabu (4/6/2025).

Lebih lanjut, Hasbar memaparkan pemberdayaan menjadi tahap awal dari proses pembinaan, di mana pemuda dibekali dengan berbagai soft skill penting seperti kepemimpinan, komunikasi efektif, serta kemampuan bekerja dalam tim. Setelah tahap ini, peserta diarahkan ke fase pengembangan yang lebih fokus pada penguasaan keterampilan teknis yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Ia menambahkan, penguatan karakter ini diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga memiliki kesiapan mental dan kesadaran sosial yang kuat. Pihaknya mengutamakan pembentukan mental dan kecakapan sosial sebelum masuk ke pelatihan teknis. Tujuannya agar peserta lebih siap secara menyeluruh.

Meski demikian, Hasbar mengakui bahwa dalam pelaksanaan program, Dispora masih menghadapi sejumlah tantangan terutama terkait ketersediaan sarana dan prasarana di beberapa daerah.

“Beberapa lokasi masih mengalami keterbatasan fasilitas. Namun, kebutuhan dasar seperti konsumsi dan logistik peserta tetap kami penuhi secara langsung,” ujarnya.

Hasbar menegaskan, keberhasilan program tidak hanya diukur dari peningkatan keterampilan teknis, melainkan juga dari terbentuknya karakter dan kesiapan pemuda untuk aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah. Kelompok mahasiswa menjadi salah satu fokus utama karena dianggap memiliki potensi strategis sebagai agen perubahan sosial.

Dengan strategi terpadu ini, Hasbar berharap dapat menciptakan sumber daya manusia muda yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing, sehingga mampu mendorong kemajuan daerah dan bangsa secara keseluruhan.

“Kami ingin melahirkan generasi muda yang tidak hanya memiliki kompetensi, tetapi juga kesadaran sosial dan kesiapan mental yang kuat. Mereka harus mampu menjadi pelaku dalam pembangunan, bukan hanya menjadi pengamat,” tutup Hasbar. (Adv)

Related posts