Kompak.id, Samarinda – Regenerasi atlet di Kalimantan Timur kini menghadapi tantangan serius yang mengancam keberlangsungan prestasi olahraga di provinsi tersebut. Berdasarkan data terbaru, hanya sekitar 20 persen atlet di Kaltim yang berada pada usia produktif dan siap untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Kondisi ini menjadi sinyal peringatan bagi pemerintah daerah, khususnya Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, untuk segera mengambil langkah strategis dalam memperkuat pembinaan atlet muda.
Sekretaris Dispora Kaltim, Sri Wartini, menyampaikan bahwa upaya pembinaan sejak usia dini menjadi fokus utama agar keberlangsungan atlet berprestasi dapat terjaga dan meningkat di masa depan. Menurutnya, sistem pembinaan yang kuat dan terstruktur sejak awal adalah kunci utama dalam mencetak atlet yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
“Kami percaya bahwa pembinaan yang dimulai dari usia muda adalah langkah fundamental untuk mencetak atlet berprestasi di masa depan,” ujar Sri Wartini, Rabu (28/5/2025).
Sebagai bentuk respon atas situasi tersebut, Dispora Kaltim telah mengintensifkan berbagai program pengembangan atlet usia dini. Program-program ini meliputi pelaksanaan kejuaraan olahraga di tingkat regional hingga nasional yang diperuntukkan khusus bagi atlet muda. Melalui ajang-ajang ini, para atlet muda tidak hanya mendapatkan pengalaman bertanding tetapi juga kesempatan mengasah kemampuan teknis dan mental mereka.
Lebih lanjut, Dispora melihat momentum pelaksanaan kejuaraan-kejuaraan tersebut sebagai sarana strategis untuk menyiapkan para atlet muda agar mampu menembus panggung olahraga yang lebih tinggi. Melalui pembinaan menyeluruh yang tidak hanya mengandalkan kemampuan fisik, tetapi juga pembangunan karakter dan mental juara, diharapkan kualitas atlet Kaltim akan semakin meningkat.
“Kekuatan mental merupakan faktor kunci dalam meraih sukses di dunia olahraga,” tegas Sri Wartini.
Sri Wartini berharap, dengan program-program pembinaan usia dini yang semakin gencar digalakkan, Dispora berharap dapat mengatasi krisis regenerasi atlet sekaligus memperkuat posisi Kaltim sebagai provinsi penghasil atlet unggulan di masa depan. (Adv)