Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL BERITA UTAMA DPRD SAMARINDA

Samarinda dan Sampah: Ketika Anggaran Meningkat, Masalah Tak Juga Menyusut

Kompak.Id, Samarinda – Masalah sampah di Kota Samarinda masih menjadi perhatian serius. Meski Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah mendapat anggaran sebesar Rp64 miliar pada tahun 2024, pengelolaan sampah di lapangan dinilai belum maksimal.

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyebut persoalan ini sudah berlangsung lama dan belum benar-benar diselesaikan. Ia mendorong agar DLH dan pemerintah kota membuat strategi baru yang lebih efektif.

“Masalah sampah ini sudah seperti penyakit kronis. Anggarannya besar, tapi belum terlihat dampak nyata di masyarakat,” kata Deni.

Sebagai solusi, DPRD mendukung rencana pemerintah kota untuk menggunakan teknologi insinerator, yaitu alat pembakar sampah. Rencananya, insinerator akan dipasang di 10 lokasi di Samarinda. Setiap alat bisa mengolah hingga 10 ton sampah per hari.

Jika semua berjalan sesuai rencana, insinerator ini akan mulai digunakan pada November 2025. Dengan begitu, sekitar 100 ton sampah per hari bisa diproses langsung, dari total 600 ton sampah yang dihasilkan warga Samarinda setiap hari.

“Kalau program ini berhasil, sepertiga dari sampah harian bisa diatasi. Ini langkah yang cukup bagus dan perlu dukungan dari semua pihak,” jelas Deni.

Teknologi insinerator yang akan digunakan diklaim ramah lingkungan. Alat ini tidak berisik, menghasilkan sedikit asap, dan abu sisa pembakarannya bisa dimanfaatkan, misalnya untuk membuat paving block.

Namun, Deni juga mengingatkan agar pemerintah tetap berhati-hati. Ia menyebut ada contoh dari daerah lain seperti Bekasi, yang pernah mengalami masalah karena kurangnya pengawasan terhadap teknologi ini.

Selain soal sampah, DPRD juga minta agar pemerintah lebih ketat mengawasi izin lingkungan, terutama untuk kegiatan tambang dan pembukaan lahan. Deni menegaskan bahwa setiap izin harus disertai pengawasan, agar tidak merusak lingkungan.

“Kita tidak mau ada proyek yang izinnya lengkap, tapi di lapangan malah bikin kerusakan,” tegasnya. (Adv)

Related posts