Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD SAMARINDA

Wakil Ketua DPRD Samarinda: BBM Pertamini Seharusnya di Pelosok

Kompak.id, Samarinda  – Kebakaran hebat yang menghanguskan ruko dan menyebabkan 7 orang meninggal dunia di Jalan AW Syahranie Samarinda, Minggu 17 April 2022 menjadi perhatian Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Subandi.

Subandi menyatakan faktor utama insiden kebakaran ruko tersebut adalah adanya bensin eceran di depan ruko. Kebakaran tersebut terjadi karena insiden sebuah mobil menabrak ruko penjual sayuran yang menjual bensin eceran. Akibatnya, terjadi kebakaran yang merembet ke dalam ruko.

“Kasus kebakaran satu rumah dan menyebabkan korban jiwa ini ternyata faktor utamanya bukan karena mobil yang menabrak. Tapi bensin yang ditabrak akhirnya menyebar,” ujar Subandi, Senin 18 April 2022 kemarin.

Kejadian besar yang menyebabkan seluruh anggota keluarga meninggal tersebut pun menjadi kasus pertama di Kota Samarinda. Bahkan menurut Subandi, kasus serupa juga tidak hanya di Samarinda saja.

Insiden dan kasus kebakaran serupa hingga memakan korban jiwa juga terjadi di daerah lain. Penyebab yang faktor utamanya juga adalah karena penjualan bahan bakar minyak (BBM) menggunakan Pertamini atau pom mini.

BACA JUGA :  DPRD Samarinda Bakal Lakukan Revisi Perda Tentang Izin Penjualan Miras

“Ada beberapa titik dengan kasus yang sama, kebakaran karena Pertamini. Jadi selangnya itu konslet kemudian menyambar rumah di sekitarnya,” ujar Subandi.

Berdasarkan sejumlah kasus Pertamini yang ada di Indonesia, pria kelahiran 1974 itu menilai bahwa penjualan BBM menggunakan Pertamini ini sangat rawan. Karena itu, Subandi berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di  Samarinda.

“Tentu saja dari sisi keamanan itu rawan sekali dengan bahaya kebakaran. Ini di Samarinda baru kejadian satu kasus. Saya harap jangan sampai kejadian serupa itu terulang kembali,” ujar Subandi.

Pun seharusnya, penjualan atau penyaluran BBM eceran dengan sistem botolan ataupun digital bertajuk Pertamini ini hanya dilakukan di daerah pelosok.

Fungsi keberadaan Pertamini akan membantu masyarakat memenuhi kebutuhan BBM di daerah pelosok pedesaan yang belum terjangkau stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

“Ya, harusnya bukan daerah kota gini. Kecuali di Sebulu atau Teluk Dalam di pinggir Makroman gitu, masih wajarlah. Kalau daerah pelosok gitu, kan memang daerah susah minyak,” ujar Subandi. (ADV)

Related posts