SAMARINDA – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Paguyuban Keluarga Tanah Jawi (Ika Pakarti) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 pada, Sabtu malam (16/7) dengan pagelaran wayang kulit menghadirkan dalang Ki Anom Dwijo Kangko dari Blitar, serta pelawak Gareng dari Semarang.
Kegiatan yang digelar di Lapangan Parkir Gelora Kadrie Oening Samarinda itu dihadiri Gubernur Kaltim Isran Noor, Ketua Umum DPP Ika Pakarti Kaltim Rusmadi Wongso, Ketua Panitia Bagus Susetyo serta Bendahara Umum DPP Ika Pakarti Kaltim Sulasno, hingga Danrem 091/ASN Brigjen Dendi Suryadi.
Hadir juga sesepuh Ika Pakarti Prof Sarosa Hamongpranoto, Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda Prof Ilyasin, hingga para sesepuh, termasuk pengurus paguyuban baik di Samarinda dan Kaltim.
Dalam sambutannya, Isran Noor mengaku bersyukur dan bangga serta mendukung kegiatan HUT ke-19 Tahun Ika Pakarti dengan menyerukan semangat Guyub Rukun di Bumi Etam Kaltim.
Ia berharap Ika Pakarti terus berperan aktif dalam pengembangan kebudayaan serta berkontribusi positif terhadap proses pembangunan di Kaltim
“Kita berharap Ika Pakarti berperan aktif dalam pengembangan kebudayaan serta pembangunan di Kaltim dan selalu meningkatkan guyub rukun, saling gotong royong untuk kesejahteraan masyarakat Jawi di Kaltim,” ucap Isran Noor yang dalam sambutannya beberapa kali menggunakan bahasa Jawa.
Dalam puncak peringatan ulang tahun itu, Isran Noor memotong tumpeng dan menyerahkan pada sesepuh Ika Pakarti Prof Sarosa Hamongpranoto. Selanjutnya menyerahkan tokoh wayang Semar kepada dalang Ki Anom Dwijo Kangko yang akan memainkan lakon Semar Bangun Jiwo.
Ketua DPP Ika Pakarti Rusmadi Wongso menyampaikan, Ika Pakarti merupakan rumah besar bagi warga Jawa yang ada di Kaltim untuk sama-sama mengayomi dan meraih impian yang sama dalam semangat guyub rukun. Ia berharap, warga Ika Pakarti berkontribusi terhadap pembangunan daerah dan melestarikan adat budaya Tanah Jawi.
Banyak kegiatan yang sudah dilakukan Ika Pakarti. Tak hanya dalam seni budaya, Ika Pakarti juga sudah memiliki ambulans dengan tim Ika Pakarti Peduli untuk membantu warga yang membutuhkan layanan ambulans.
“Ambulans ini bantuan dari bendahara Ika Pakarti, pak Sulasno,” sebutnya.
Ketua Panitia, Bagus Susetyo menyampaikan, sengaja menggelar Gebyar UMKM dan Seni Budaya untuk membangkitkan kembali sektor ekonomi dan seni budaya setelah sebelumnya daerah ini mengalami pandemi.
“Alhamdulillah, sejak kegiatan dilakukan, pengunjung selalu ramai. Pedagang bersyukur bisa merasakan manfaat dari acara ini. Termasuk para pelaku seni budaya, bisa kembali tampil,” ujarnya. Ia juga berharap, kegiatan ini bisa mengobati kerinduan warga Jawa akan kampung halaman karena selama kurang lebih 3 tahun tidak bisa pulang kampung dikarenakan pandemi Covid 19.
Rangkaian kegiatan yang digelar sejak 14 Juli 2022 itu menampilkan berbagai kelompok seni budaya Jawa dari berbagai daerah. Untuk Reog Ponorogo misalnya, dihadirkan dari Singo Menggolo Balikpapan, Singo Budoyo Bontang, Gogor Benua Etam, Kukar. Sementara Reog Ponorogo dari Samarinda masing-masing dari Singo Lelono Kampung Jawa, Sardullo Seto Mugirejo, Wasesso Selili, Singo Baruno Sepontan Palaran, Singo Joyo Mulyo Cendana, dan Singo Mudho Segiri. Tak ketinggalan kesenian kuda lumping Mego Budoyo dan Turonggo Taruno Mudho.
Tak hanya kesenian dari Jawa, gebyar kegiatan juga menampilkan Tari Dayak Pesona Mahakam, Tari Jepen Tajong Samarinda, hingga menampilkan kelompok Sadiwara Mamanda (Sandima).
Khusus kegiatan wayang kulit, benar-benar dipenuhi penonton hingga dini hari. Warga tidak beranjak dari tempat duduk meski secara lesehan di halaman parkir, sampai pagelaran wayang itu benar-benar selesai.
Kepiawaian dalang Ki Anom Dwijo Kangko memainkan wayang kulit itu menjadi magnet tersendiri. Diselingi humor segar dan kritik membangun, serta petuah-petuah yang bernas, menjadikan penonton betah menyaksikan wayang kulit ini. Ditambah banyolan Gareng dari Semarang juga membuat penonton tergelak. Gareng juga sempat mendaulat Ketua Ika Pakarti Rusmadi Wongso dan pengurus lainnya, untuk naik panggung dan nyanyi bersama. (*)