Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD SAMARINDA

HMI Gelar Diskusi Publik Pendidikan, Maswedi Jadi Narasumber

Kompak.id, Samarinda–  Samarinda – Menjelang hari lahir Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang Ke-75, HMI Komisariat FKIP dan FISIP UNMUL menggelar agenda Diskusi Publik mengusung tema “Pembangunan Infrastruktur Pendidikan untuk Kesejahteraan Kaltim” pada Kamis (03/02/2022) di Ruang Rapat Bina Bangsa Kesbangpol Kaltim.

Dalam kegiatan diskusi tersebut dihadiri oleh 3 Narasumber yaitu, Siti Aminah perwakilan Dinas Pendidikan Kalimantan Timur (Kaltim), Maswedi selaku DPRD Kota Samarinda dan Parawansa Assoniwara dari Komnas Pendidikan Kota Samarinda.

Berbicara terkait pendidikan tentu kesejahteraan tenaga pendidik menjadi barometer dalam pembangunan kualitas peserta didik.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Maswedi mengatakan untuk membangun kesejahteraan, hal paling mendasar yaitu adalah memperhatikan terlebih dahulu pendidikan yang berkualitas dan itu bisa terjadi jika tenaga pendidiknya sudah sejahtera, ia mengunggkapkan saat ini masih banyak guru yang belum sejahtera”.

“Masih ada saat ini guru yang pagi sampai siang dia mengajar, namun sore hingga malam dia harus bekerja sebagai ojek online, hal inilah yang harus kita perhatikan dan perjuangkan bersama,” katanya.

Dikatakan Maswedi, dalam setiap pertemuan dengan Dinas Pendidikan ia selalu menyampaikan bahwa guru-guru harus diperhatikan kesejahteraannya. Jangan ada lagi guru yang masih harus bekerja sampingan untuk mencari tambahan pemasukan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Oleh karenanya permasalahan kesejahteraan tenaga pendidik menjadi salah satu fokus perjuangan kami” ungkap Wakil Rakyat Kota Samarinda tersebut.

Selain itu infrastruktur merupakan bagian tidak kalah penting sebagai penunjang pendidikan baik dari segi akses dan tantangannya.

Siti Aminah selaku Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMA menyampaikan Pembangunan infrastruktur pendidikan masih terus berlanjut meskipun memiliki tantangan tersendiri mengingat Kaltim memilki wilayah yang luas.

“Jika kita berbicara Infrastruktur tentu kita berbicara kemudahan akses pendidikan, namun tantangan di Kaltim adalah wilayahnya yang luas, dan akses yang masih sulit, khususnya daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal), contohnya di Kabupaten Mahakam Ulu, disana ada 4 sekolah SMA namun jarak antar sekolah sangat jauh, sehingga untuk bisa bersekolah mereka terkadang harus berjalan sangat jauh, inilah yang harus menjadi fokus utama kita bersama,” curhat Siti Aminah.

BACA JUGA :  Ketua Komisi IV Hadiri Bedah Buku ALDERA

Ditengah Era Disrupsi dengan perkembangan Informasi Teknologi (IT) yang begitu cepat tentu persektif dan mindset masyarakat harus dibangun.

Sementara Ketua Komnas Pendidikan Kota Samarinda, Parawansa Assoniwora meyampaikan , ketika ingin menciptakan pendidikan yang berkualitas tidak hanya berbicara tentang infrastuktur saja, melainkan yang terpenting yaitu adalah perspektif dan mindset masyarakat Indonesia yang harus di bangun.

“Jika kita belajar dengan Findlandia yang di agung-agungkan kualitas pendidikannya oleh PISA, disana saat ini gedung sekolah mulai ditinggalkan dan mereka beralih bersekolah di taman-taman, karena mereka punya perspektif pendidikan yang sesuai dengan lingkungannya dan ini bisa diterapkan di Indonesia khususnya Kaltim dibandingkan hanya fokus melakukan pembangunan sekolah,” ungkap Parawansa yang sering dipanggil Ancha.

Ditambahkan  jika memang memiliki perpspektif pendidikan yang betul-betul maju, maka bisa belajar di sawah-sawah, di kebun-kebun, di hutan-hutan.

“Kita bisa menciptakan orang-orang yang berkualitas dan cerdas”, tegas Ancha yang memiliki tagline Samarinda Berani.

Pemerataan pendidikan di Kaltim tentu menjadi sebuah keniscayaan baik dari segi infrastruktur, kualitas pendidik maupun mindset dan perspektif dalam ranah mewujudkan masyarakat madani.

“Kami mengharapkan kedepan pendidikan di Indonesia mampu mengejar ketertinggalannya, dan itu harus dimulai dengan tenaga pendidik yang berkualitas dan juga dibarengi oleh infrastruktur yang memadai, sehingga terciptalah pemerataan pendidikan di Indonesia khususnya Kaltim,” harap Muhammad Kholid Syaifullah selaku Ketua Umum HMI Komisariat FKIP Unmul mengakhiri.(Oke

Related posts