Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD KALTIM

Reza Fachlevi Ajak Warga Desa Giri Agung Jaga Ketahanan Keluarga, Narasumber: Pola Asuh Orang Tua Menentukan

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi dan hipnoterapis, Endro S Efendi saat penyebarluasan Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Desa Giri Agung, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu (11/1/2025).

Kompak.id, Tenggarong – Anggota DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi mengajak masyarakat untuk menjaga keutuhan keluarga. Baik itu keluarga inti maupun antar keluarga. Menurutnya, menjaga keutuhan keluarga merupakan upaya dalam meningkatkan ketahanan keluarga yang bagian dari fondasi bangunan bangsa dan negara dalam memperkuat ketahanan nasional.

“Oleh sebab itu, saya mengajak bapak dan ibu sekalian untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga. Karena tidak sedikit terjadi pertengkaran atau konflik antar keluarga di tengah-tengah masyarakat. Mari kita pertahankan hubungan baik itu,” ungkap pria yang karib disapa Reza itu di hadapan warga Desa Giri Agung, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara saat menggelar penyebarluasan Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga, Sabtu (11/1/2025).

Ia menambahkan, Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga merupakan regulasi yang diinisiasi oleh DPRD Kaltim.

“Ini merupakan perda inisiatif DPRD Kaltim, jadi sudah menjadi kewajiban anggota DPRD Kaltim untuk menyebarluaskan perda Ketahanan Keluarga ini,” imbuhnya Reza yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim.

Dalam giat itu, pejuang politik dari Partai Gerindra tersebut menghadirkan narasumber profesional hipnoterapis, Endro S Efendi. Dalam pemaparannya, Endro menyampaikan, guna menghidari ancaman dari keretakan keluarga terutama dalam rumah tangga, terdapat langkah-langkah komunikasi yang harus dilakukan oleh setiap pasangan rumah tangga terhadap anak-anaknya. Komunikasi itu disebut sebagai bahasa cinta.

“Apa itu bahasa cinta? Pertama saling memuji, berikan pujian. Kedua, sentuhan. Sentuhan ini juga jarang diberikan. Ketiga, pelayanan. Misalnya istri membuatkan minum suaminya. Keempat, waktu berkualitas dan yang kelima hadiah. Ibu-ibu kapan terakhir suaminya ngasih hadiah?” kata Endro.

Selama berpraktik dalam menyelesaikan masalah kejiwaan, Endro mengaku banyak menemukan pengaruh pola asuh orang tua terhadap tumbuh kembang anak dan juga keharmonisan rumah tangga. Pola asuh saat ini, kata dia, harus menyesuaikan perkembangan dan tantangan zaman.

BACA JUGA :  Warga Handil Terusan Ikuti Sosialisasi Perda Tentang Narkotika

“Terpenting pola asuh keluarga, pola asuh masa lalu kita berdampak pada kita saat ini. Sekarang ini kenapa generasi z banyak bunuh diri, karena standar hidupnya media sosial, dan anak-anak tidak mendapatkan perhatian atau pujian dari keluarga. Kita saat ini dibentuk oleh pola asuh orang tua kita dulu. Kalau kita gampang marah-marah, maka jangan berharap anak-anak kita sabar. Jadi hentikan marah-marah dari sekarang,” beber Endro.

Endro menyebutkan, ketahanan keluarga memang dipengaruhi oleh banyak faktor yang menjadi penyebab utama perceraian. Seperti perselisihan dan pertengkaran yang terjadi secara terus-menerus, salah satu pihak meninggalkan pasangannya, masalah ekonomi, juga poligami tanpa izin.

Dari sumber yang ia dapatkan, data terbaru terkait dengan kasus perceraian di Provinsi Kaltim pada semester I Tahun 2024, terdapat total kasus perceraian mencapai 3.360 yang teriri dari cerai gugat sebanyak 2.477 kasus dan cerai talak sebanyak 883 kasus.

Untuk kasus perceraian per wilayah, Balikpapan 823 kasus, Samarinda 803 kasus, Kutai Kartanegara 599 kasus, Kutai Timur 348 kasus, Penajam Paser Utara (PPU) 258 kasus, Paser 222 kasus, Berau 167 kasus, Bontang 174 kasus, dan Kutai Barat 66 kasus.

“Jadi Kutai Kartanegara menempati posisi ketiga, tertinggi Balikpapan. Jadi sekali lagi pola asuh juga sangat menentukan kesehatan anak-anak kita, tidak hanya mental tapi juga fisik. Misalnya jika anak perempuan yang bermasalah dengan ibunya berakibat pada kanker rahim. Saya banyak menemukan kasus ini,” kata Endro menegaskan. (*)

Related posts