Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD KALTIM

Ciptakan Ketahanan Keluarga Melalui 5 Bahasa Cinta

Akhmed Reza Fahlevi menggelar penyebarluasan Peraturan Daerah (Perda) Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Jalan Jelawat Kelurahan Timbau, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Minggu (15/4/2023).

Kompak.id, Samarinda – Tidak sedikit pasangan suami istri berusaha untuk mempertahankan keharmonisan dalam kehidupan keluarganya. Keharmonisan tidak hanya berlaku untuk pasangan suami-istri, tapi juga berlaku untuk seluruh anggota keluarga. Keharmonisan keluarga diniscayai sebagai kunci menjaga keutuhan keluarga, terutama dari perceraian. Tidak jarang pula, perceraian disebabkan oleh kurangnya atau bahkan hilangnya keharmonisan dalam keluarga yang bermuara pada komunikasi antar anggota keluarga.

Guna menghidari ancaman dari keretakan keluarga terutama dalam rumah tangga, terdapat langkah-langkah komunikasi yang harus dilakukan oleh setiap pasangan rumah tangga dan anak-anaknya. Komunikasi yang perlu dilakukan yakni dengan menggunakan bahasa cinta.

“Apa itu bahasa cinta? Pertama saling memuji, berikan pujian. Kedua, sentuhan. Sentuhan ini juga jarang diberikan. Ketiga, pelayanan. Misalnya istri melayani suami, membuatkan teh atau kopi untuk suaminya. Keempat, waktu berkualitas dan yang kelima hadiah. Ibu-ibu kapan terakhir suaminya ngasih hadiah?” kata Endro E Efendi memaparkan saat menjadi narasumber dalam kegiatan penyebarluasan Peraturan Daerah (Perda) Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Jalan Jelawat Kelurahan Timbau, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Minggu (15/4/2023).

Lima bahasa itu, kata Endro perlu diberikan kepada anak-anak juga. Orang tua memiliki peran penting dalam ketepatannya memberikan bahasa cinta kepada anggota keluarga lainnya.
Menurut Endro, orang tua perlu memahami sejumlah ciri atau pesan yang ingin disampaikan dari setiap anggota keluarganya.

“Nah bagaimana bahasa cinta ini yang sesuai dengan kemauan kita? Begitu juga dengan anak. Kalau anak yang suka dipuji maka puji dia dengan tulus dan ikhlas. Anak yang suka dipuji biasanya anaknya suka menunjukkan. Kemudia berikan waktu berkualitas? Karena anak merasa tidak dapat waktu dari orang tua. Poin penting dari ketahanan keluarga, adalah bahasa cinta,” kata Endro yang juga praktisi hipnoterapi dan motivator itu menegaskan.

BACA JUGA :  Bahas Pendidikan, Ulama Yaman Temui Ketua Komisi IV DPRD Kaltim

Dalam kesempatan itu, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim H Akhmed Reza Fachlevi juga mengingatkan kepada peserta sosialisasi, dalam yang makin modern seperti saat ini, masyarakat dan lingkungannya memiliki peran penting dalam membangun ketahanan keluarga.

“Masyarakat dalam peran membangun ketahanan keluarga, memiliki peran untuk melestarikan nilai-nilai budaya luhur, memberikan saran dan pertimbangan, serta memberikan layanan konsultasi atau konseling dalam membentuk keharmonisan keluarga,” ujarnya.

Pejuang politik asal Gerindra itu menjelaskan, masyarakat merupakan sekelompok manusia dengan ikatan sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi, dan hukum tertentu dengan kehidupan kolektif. Sehingga, sistem dalam kehidupan bermasyarakat saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya yang dapat membangun ketahanan keluarga.

“Untuk memaksimalkan ketahanan keluarga, pemerintah daerah dapat membentuk motivator ketahanan keluarga daerah untuk memediasi, mendidik dan mengadvokasi,” Kata pria yang karib disapa Reza itu.

Ketua Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Kaltim itu menyebut, di antara tujuan Perda Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga, yakni sebagai pedoman pemerintah daerah, masyarakat, dan keluarga dalam mewujudkan dan meningkatkan kemampuan guna menciptakan dan mengoptimalkan ketekunan dan ketangguhan keluarga.

“Sebenarnya kalau keluarga itu kuat maka ketahanan negara juga kuat. Keluarga yang lemah juga memperlemah negara,” sebut Reza. (*)

Related posts