PENAJAM – Tak kurang dari 100 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Penajam Paser Utara (PPU) mengikuti Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PWK) yang digelar di Hotel IKA, Petung, Penajam Paser Utara, Kamis (28/7) tadi.
Dalam kegiatan tersebut, peserta yang terdiri para siswa SMA dan MA serta para guru tampak kaget ketika Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Endro S, Efendi memaparkan materinya tentang radikalisme. Karena mereka baru menyadari, jika siswa sekolah pun tak luput dari paparan paham radikal.
Tak sekadar paparan, Endro menampilkan video pendek yang melibatkan anak usia remaja melakukan tindakan radikalisme. “Remaja gampang disusupi paham radikalisme, salah satunya karena pencarian jati diri, ini yang sering dimanfaatkan,” papar Endro yang juga alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan 57 Lemhannas RI.
Menurut Endro, bukan tanpa alasan remaja menjadi incaran paham radikalisme, karena sifat dasar mereka memang membuka ruang untuk menyusupkan paham. “Lantaran remaja itu sifatnya sensitif, reaktif, cenderung melawan dan kritis. Jika tidak memiliki benteng diri yang baik, maka paham-paham termasuk radikalisme bakal mudah terdoktrin,” ulasnya.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana membentuk benteng diri dan solusi menangkal paham radikalisme, paling mendasar adalah memberikan pemahaman atas paham radikalisme, termasuk cara penyebarannya.
“Pembentukan karakter remaja menjadi poin terpenting, dimulai dari keluarga, ini menjadi modal mereka untuk memproteksi diri dari lingkungan lebih luas, misalnya kelompok atau grup yang dipilih. Ketika seorang remaja telah memiliki karakter yang kuat, diharapkan mampu memfilter paham coba disusupkan dalam kelompok-kelompok tertentu,” urainya.
Apa yang disampaikan tersebut, ternyata mampu memantik peserta bertanya untuk menggali lebih jauh, terkait materi-materi yang disampaikan pemateri terkait wawasan kebangsaan.
Salah satunya dilontarkan siswa SMAN 2 PPU Ariyanto yang bertanya, apakah semangat kedaerahan sudah sejalan dengan semangat kebangsaan atau kontra terhadap hal itu. Ia mencontohkan, adanya kelompok pengacau di Papua ingin memerdekakan Papua, karena alasan kesenjangan ekonomi.
Hal ini dijawab lugas pemateri, semangat ke daerah sejatinya sejalan dengan semangat kebangsaan, sepanjang semangat ke daerah tersebut masih menonjolkan semangat perekat persatuan.
Selain Endro, dua narasumber lainnya adalah Kepala Kesbangpol Kaltim Sufian Agus dan Kepala Badan Kesbangpol PPU Agus Dahlan yang juga memaparkan wawasan dan semangat kebangsaan. (*)