Kompak.id, Samarinda – Guru diminta untuk bisa efektif memberikan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna dan berdampak pada daya serap anak. Dengan Platform Merdeka Mengajar ini dapat memberi fasilitas yang dapat digunakan guru untuk mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan.
Platform tersebut merupakan upaya transformasi pendidikan berbasis digital di Indonesia, sebagai teman penggerak bagi guru dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
Kepala Balai Guru Penggerak Kaltim, Wiwik Setiawati menyebutkan, saat ini terdapat 2.085 satuan pendidikan yang telah mendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) secara mandiri.
“Kepala sekolah harus menghidupkan komunitas belajar dengan belajar bareng bersama untuk memahami kurikulum merdeka melalui Platform Merdeka Mengajar,” ucapnya pada Pelatihan Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar secara daring, Kamis (30/6/2022).
Platform Merdeka Mengajar juga memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan dimana pun. Dilihat posisi Kaltim berada di presentase 67,82 persen adoption rate dari 2.085 yang terdaftar sebagai satuan pendidikan yang melaksnakaan IKM secara mandiri. Sementara jumlah sekolah yang login PMM ada 1.414 sekolah yang mengakses. Kalau dilihat per Kabupaten dan Kota yang telah login ke PMM, dimana Paser urutan pertama jumlah sekolah login ke PMM yakni 304 sekolah. Kemudian disusul Kutai Kartanegara 166 sekolah, Balikpapan 207 sekolah, Samarinda 203 sekolah.
“Menjadi PR kita adalah di dua Kabupaten yang masih rendah mengakses PMM yaitu Berau hanya 47 sekolah dan Mahakam Ulu 9 sekolah,”ujarnya.
Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila. Intinya dalam Platform Merdeka Mengajar ini ada tiga fungsi yaitu membantu guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya. Dalam mendukung guru mengajar, Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. (Adv)