Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
BERITA UTAMA

Legislator Kaltim Hadir di Haul ke-217 Syech Arsyad Al Banjari, Puji Masyarakat Kalimantan Selatan

Akhmed Reza Fachlevi di makam Syech Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kalampayan) saat haul ke - 217 di Kubah Datu Kalampayan, Selasa (15/4/2023) malam.

Kompak.id, Martapura – Ribuan jemaah haul ke – 217 Syech Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan di Masjid Tuhfaturroghibin Dalam Pagar Ulu, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, telah digelar sejak 3 Syawal 1444 H atau Minggu (23/4/2023) malam. Sesuai jadwal, puncak haul Datu Kalampayan ini akan berlangsung pada Kamis (27/4) pagi atau 6 Syawal 1444 Hijriah.

Melengkapi suasan haul, hiasan bunga menyelimuti sejumlah bagian Masjid Tughfaturraghibin. Tirai hijau dipadupadankan dengan rangkaian bunga berwarna ungu dan putih, serta lampu-lampu emas dipasang panitia haul di setiap pintu masuk masjid, dan juga mimbar utama Masjid Tuhfaturroghibin. Seolah menyambut ribuan jemaah yang memadati Kubah Datu Kalampayan.

Haul Datu Kelampayan ini dibagi dua tempat, yakni di Kubah Datu Kalampayan, Kecamatan Astambul dan di Masjid Tughfaturraghibin, Desa Dalam Pagar Ulu. Rangkaian haul hari ketiga oleh rombongan Sekumpul dipimpin Tuan Guru H Sa’adudin Salman yang berangkat ke Kubah Datu Kelampayan bersama ribuan jemaah dari wilayah Sekumpul dan sekitarnya.

Imam tetap Musholla Ar Raudhah Sekumpul  Tuan Guru H Sa’adudin bersama Tuan Guru Muaz Hamid memulai kegiatan Haul ke – 217 Datu Kelampayan dengan memimpin shalat Maghrib berjamaah. Tampak  KH Muhammad Hatim Salman, Bupati Banjar beserta Wakil Bupati Banjar berada di bagian shaf depan. Usai bermaghriban, jemaah melanjutkan kegiatan dengan membaca Dalail Khairat yang kemudian diteruskan dengan shalat Isya berjamaah. Selanjutnnya dengan dipimpin Guru Sa’adudin, ribuan jemaah membaca Maulid Al Habsy di samping makam Datu Kalampayan.

Akhmed Reza Fachlevi dan Fuad Fakhruddin saat menghadiri haul ke – 217 Syech Muhammad Arsyad Al Banjari di Kubah Datu Kalampayan .

 

Jemaah yang tidak hanya berasal dari Kalimatan Selatan mengaku adanya kekhidmatan acara haul. Para jemaah datang untuk mengambil keberkahan dari haul ini.

“Alhamdulillah dapat mengikuti kegiatan haul Datu Kelampayan tahun ini bersama teman-teman dari Kaltim. Subhanallah, haul bersama ribuan jemaah, mudah-mudahan Allah mengambulkan segala hajat kita,” ungkap Akhmed Reza Fachlevi usai mengikuti haul di Kubah Datu Kalampayan yang ditemani Fuad Fakhruddin Ketua Komisi II DPRD Samarinda yang juga Pimpinan Majelis Ta’lim Darul Fata, Selasa (25/4/2023) malam.

BACA JUGA :  KPMKB Samarinda Bawa 3 Tuntutan Baru Terkait Tambang Ilegal di Berau

Pria yang akrab disapa Reza itu menegaskan, sosok Datu Kalampayan merupakan ulama yang dicintai dan dihormati oleh seluruh masyarakat Kalimantan Selatan. Sehingga peringatan atau haul ini merupakan bukti masyarakat dan pemerintah Kalimatan Selatan menghormati jasa-jasa ulamanya.

“Semoga ini dapat dicontoh oleh derah-daerah lainnya dalam menghormati perjuangan dan jasa-jasa ulama kita. Kalsel yang mayoritas masyarakatnya muslim, memiliki tokoh luar biasa. Datu Kalampayan telah mewariskan ilmu beliau, tidak hanya ilmu dunia tapi juga akhirat,” kata Reza yang juga Ketua Komisi IV DPRD Kaltim dari Fraksi Gerindra itu menambahkan.

Rangkaian kegiatan Haul ke-217 Datu Kalampayan akan kembali berlanjut pada 6 Syawal 1444 H atau pada Kamis malam. Rangkaian haul ini akan dilaksanakan oleh rombongan Tahfizd Martapura yang dipimpin oleh KH Wildan Salman atau Guru Wildan, bertempat di Kubah Maulana Syech Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan Astambul, Kabupaten Banjar.

Syech Muhammad Arsyad Al Banjari lahir pada malam Kamis 15 Shafar 1122 H atau bertepatan pada 19 Maret tahun 1710 di Kampung Lok Gabang, sebuah desa di wilayah Kabupaten Banjar atau saat ini masuk wilayah Kecamatan Astambul. Ayah Datu Kelampayan bernama Abdullah dan Ibunya bernama Aminah. Datu Kelampayan mewariskan karya intelektual yakni sejumlah kitab, di antaranya Kitab yang masyhur yakni Sabilal Muhtadin yang kini nama kitab itu diabadikan menjadi nama masjid megah di Banjarmasin. (*)

Related posts