TANJUNG SELOR – Ketua Ikatan Pengembang Kepribadian Indonesia (IPPRISIA) Kaltim, Marliana Wahyuningrum mendapat undangan khusus dari Gubernur Kalimantan Utara. Undangan itu diberikan untuk mengikuti Parade Perempuan Berkebaya dan Batik Kaltara serta Pengukuhan Bunda Literasi Provinsi Kaltara, yang digelar Minggu (18/12) tadi di Tebu Kayan, Tanjung Selor, Kalimantan Utara.
“Parade ini juga dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Ibu 2022,” sebut perempuan yang akrab disapa Liana ini. Dikatakan, kegiatan tersebut dihadiri istri Gubernur Kalimantan Utara Hj Rachmawati Zainal, SH dan istri Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Ping Yansen.
Liana menyampaikan, undangan dari Gubernur Kaltara itu ia terima dari Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kaltara, Wahyuni Nuzband. Liana hadir didampingi pengurus IPPRISIA Kaltim lainnya yakni Dra Hj Novarita MM dari BPSDM Kaltim serta Irma Surayya Hanum, M.Pd dari Universitas Mulawarman.
Liana mengapresiasi kegiatan tersebut, karena IPPRISIA bisa mendukung upaya untuk menjadikan kebaya sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia ke UNESCO. “Alhamdulillah bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Apalagi, Kaltara sebelumnya merupakan bagian dari Kaltim,” sebutnya.
Keikutsertaan IPPRISIA dalam kegiatan ini juga sebagai bentuk dukungan kepada provinsi termuda di Kalimantan tersebut.
Diketahui, kegiatan parade perempuan berkebaya itu diikuti peserta dari berbagai organisasi perempuan, organisasi kemasyarakatan, aparatur sipil negara (ASN) hingga pegawai dari BUMN maupun swasta yang ada di Kaltara. Tak ketinggalan pelajar perempuan juga terlibat dalam parade ini. Peserta tidak hanya berasak dari Tanjung Selor, tapi juga dari Tarakan, Malinau, Tana Tidung hingga Nunukan.
Parade ini juga sekaligus sebagai ajang memperkenalkan batik Kaltara yang diadaptasi dari ornamen dan adat budaya Dayak. Sehingga motif batik dari provinsi ini umumnya mengangkat filosofi kehidupan masyarakat lokal. Beberapa motif yang sudah terkenal di antaranya Bunga Raye, Bultiya, Dayak Taghol, dan Bekantan Pakis.
“Alhamdulillah IPPRISIA Kaltim bisa terlibat dalam kegiatan ini, sekaligus ikut memperkenalkan batik sebagai warisan dunia. Mudah-mudahan kerja sama yang terjalin antara Kaltim dan Kaltara ini bisa terus terjaga,” katanya.
Dikatakan Liana, IPPRISIA merupakan mitra kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diharapkan bisa terus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan terus disebarluaskan.
“Salah satu kurikulum yang disiapkan IPPRISIA selain Pengembangan Kepribadian adalah Tata Busana Daerah,” sebutnya. Diharapkan sumber daya manusia Indonesia semakin dikenal dengan budaya khas.
Dengan kekhasan kepribadian budaya Indonesia yang semakin kuat, harapannya juga bisa terus dikembangkan dengan semangat menciptakan harmoni dan tetap elegan di mata dunia.
Menurutnya, upaya pelestarian budaya tidak cukup hanya dilakukan melalui sebuah pertunjukan. Hal utama yang juga harus dilakukan adalah pemberian apresiasi dan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari keberadaan objek budaya, warisan dan tradisi yang tumbuh di masyarakat secara turun temurun.
“Hal paling utama, harus dikenalkan juga kepada generasi muda,” imbuhnya. Di samping itu, kebudayaan juga harus mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui pengembangan produk kebudayaan secara kreatif seperti seni pertunjukan, kuliner, peragaan busana, dan kegiatan ekonomi kreatif lainnya. (*)