Kompak.id, Samarinda – Sebagai dampak dari pembubaran Lembaga Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) di Kalimantan Timur, pembinaan atlet muda di daerah ini mengalami perubahan signifikan. Untuk menjawab tantangan tersebut, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim segera membentuk sebuah lembaga baru yang dinamakan Sentra Pembinaan Olahraga Berbakat Daerah (SPOBDA). Saat ini, SPOBDA mengelola 76 atlet berbakat yang berasal dari tujuh cabang olahraga berbeda dengan tujuan membina mereka agar mampu mencapai prestasi terbaik di berbagai ajang kompetisi.
Rasman Rading, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO) Dispora Kaltim, mengungkapkan bahwa pembentukan SPOBDA merupakan langkah transisi yang diambil untuk menggantikan sistem pembinaan atlet yang selama ini bergantung pada pendanaan hibah dari DBON. Menurutnya, keberadaan SPOBDA menjadi solusi strategis agar program pembinaan tidak terhenti dan atlet dapat terus mendapatkan dukungan yang memadai.
“Saat ini kami tengah menjalankan fase transisi pembiayaan. Jika selama ini sumber dana berasal dari hibah yang disalurkan DBON, maka mulai sekarang kami mengajukan agar kebutuhan dana tersebut dapat dialokasikan langsung melalui pos belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan,” jelas Rasman, Rabu (14/5/2025).
Meski proses peralihan skema pendanaan ini cukup kompleks dan memerlukan waktu serta pembahasan mendalam dalam forum legislatif, Rasman memastikan bahwa program pembinaan atlet tetap berjalan dengan baik.
SPOBDA dirancang dengan pendekatan holistik yang mencakup tiga tahapan waktu, yaitu jangka pendek, menengah, dan panjang. Keberhasilan dalam pembinaan diukur dari capaian prestasi atlet yang menjadi indikator utama keberhasilan program. Selain itu, Dispora Kaltim juga menyesuaikan program dengan arahan dari Gubernur untuk menambah cabang olahraga yang berpotensi tinggi, seperti cabang renang, ke dalam skema pembinaan.
“Fokus pembinaan akan diarahkan pada cabang olahraga yang berpotensi mendulang medali dalam jumlah besar, terutama cabang olahraga individu. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memasukkan renang sebagai salah satu cabang prioritas dalam SPOBDA,” ujarnya.
Untuk memastikan mutu dan kemajuan para atlet tetap terjaga, SPOBDA akan menerapkan sistem promosi dan degradasi secara ketat. Evaluasi berkala menjadi instrumen penting yang akan digunakan untuk menilai performa dan perkembangan masing-masing atlet.
“Kami akan melakukan evaluasi secara rutin untuk mengukur kemajuan setiap atlet. Apabila ditemukan atlet yang tidak menunjukkan peningkatan atau mengalami penurunan performa, maka posisi tersebut akan digantikan oleh atlet lain yang dinilai lebih siap dan memiliki potensi lebih tinggi,” tutup Rasman.
Dengan langkah strategis ini, diharapkan pembinaan atlet di Kalimantan Timur dapat terus berjalan dengan lancar dan menghasilkan prestasi yang membanggakan di masa mendatang.