Kompak.id, Samarinda – Bina Lingkungan merupakan satu dari sekian jalur yang diterapkan sekolah kejuruan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Namun, sejauh ini penerapannya belum maksimal dan menuai polemik. Hal itu diungkapkan Wawan Kuswadi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 19 Samarinda. Kata dia, jalur penerimaan tersebut mengatur tempat tinggal maupun sekolah tujuan yang harus berada pada wilayah yang sama.
“SMKN 19 kan berada di pinggir Samarinda jadi geser ke sana sedikit udah masuk Kukar. Contoh ada anak Bukuan mau daftar tapi tidak lulus seleksi karena domisilinya di luar Samarinda. Yang seperti itu kan bingung cari sekolah lagi, padahal posisinya dekat sama SMKN 19,” tutur Wawan ditemui media ini, Jumat, (10/6/2022).
Menurut Wawan, kesempatan mendaftar masih tetap diberikan. Namun, lolos maupun tidaknya berdasarkan nilai akhir yang diraihnya. Sehingga tantangan bagi semua pendaftar agar berkompetisi semaksimal mungkin.
Wawan melanjutkan, prioritas diberikan kepada calon peserta didik di Samarinda, khususnya Palaran agar meminimalisir kecemburuan sosial. Diketahui SMKN 19 yang berlokasi di Jalan Telaga Sari Palaran itu hanya menetapkan 5 RT dalam bina lingkungan. Ketetapan tersebut hasil musyawarah bersama perangkat desa, kelurahan dan juga kecamatan yang hasilnya disampaikan kepada MKKS dan Disdikbud Kaltim. Hal itu supaya mempermudah verifikasi pendaftar PPDB. Wawan mengimbau orang tua agar menghindari praktir nakal selama PPDB berlangsung. Karenanya menyalahi aturan dan juknis yang ditetapkan pemerintah.
“Kita tidak bisa menampung semua RT, karena menimbulkan persaingan nanti. Hanya 5 saja yang direkomendasikan, itu hasil musyawarah internal dan eksternal. Jadi kami imbau jangan main nakal karena tidak ada yang menjamin,” pungkasnya. (Adv/*)