Kompak.id, Samarinda – Tingkat pendidikan yang dicapai kepala keluarga merupakan salah satu indikator kualitas hidup yang menunjukkan status kesejahteraan keluarga.
Pendidikan kepala keluarga juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan pendidikan anggota keluarganya yang lain.
“Biasanya kepala keluarga yang pendidikannya rendah, pendapatannya juga rendah. Sehingga nggak mampu untuk memenuhi pendidikan yang tinggi untuk anggota keluarganya,” ujar Noryani Sorayalita, Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Prov. Kaltim. Selasa (14/11/2023).
Soraya panggilan akrabnya mengungkapkan bahwa di Kalimantan Timur, proporsi kepala keluarga yang tidak/belum sekolah terbesar ada pada kepala keluarga perempuan.
Tingginya proporsi kepala keluarga perempuan yang tidak tamat sekolah, maka dugaan keluarga yang dikepalai perempuan akan mempunyai status ekonomi yang rendah dibanding dikepalai oleh laki-laki.
“Dari persentase aja kita bisa liat. Sebanyak 5,85 persen perempuan yang jadi kepala keluarga tidak sekolah. Sedangkan kepala keluarga laki-laki itu hanya di tingkat 2,07 persen,” tutup Soraya. (Adv/Nsa/Oke)