Kompak.id, Tenggarong – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Akhmed Reza Fachlevi, kembali menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga. Kegiatan yang berlangsung di Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) pada Jumat (14/11/2025) ini bertujuan menguatkan pondasi keluarga sebagai bagian dari ketahanan nasional.
“Perda ini sudah disahkan, tetapi belum banyak disosialisasikan. Kenapa penting? Karena keluarga adalah pilar utama ketahanan nasional,” tutur Reza yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim.
Dalam pemaparan, Reza menyinggung tantangan serius yang dihadapi keluarga di Kukar, terutama angka perceraian yang masih tinggi. Menurutnya, persoalan ekonomi menjadi salah satu faktor utama retaknya keharmonisan keluarga.
“Masalah ekonomi sering memicu percekcokan. Dalam keluarga, harus seimbang antara hak dan kewajiban, agar tercipta harmoni,” ujarnya.
Sosialisasi ini turut menghadirkan Tri Wahyuni, Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kaltim, sebagai narasumber. Yuni menekankan pentingnya legalitas perkawinan untuk memperkuat ketahanan keluarga.
“Pernikahan yang tercatat itu penting. Selain itu, banyak keluarga yang terguncang karena hubungan jarak jauh (LDR) dan ketidakstabilan ekonomi. Bagaimanapun hebatnya di luar, di rumah dapur harus tetap ngebul,” ujarnya.
Yuni juga mengingatkan peran strategis perempuan dalam menjaga ketahanan keluarga. Keterampilan dan kemandirian ekonomi, menurutnya, menjadi penting untuk mengurangi kerentanan terhadap kekerasan dalam rumah tangga.
“Keterbukaan termasuk soal pendapatan itu penting. Tapi perempuan juga harus mandiri. Banyak yang tetap bertahan di masa pandemi karena punya keterampilan seperti membuat kue atau merias,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa selain sebagai pasangan, suami-istri juga berperan sebagai orang tua yang harus memastikan anak mendapat pengasuhan dan pendidikan terbaik sebagai bagian dari ketahanan keluarga.
“Kunci ketahanan keluarga ada di orang tua. Keluarga yang kuat dimulai dari orang tua yang memahami perannya,” tambah Yuni.
Acara yang dimoderatori Guswantri ini mendapat sambutan positif dari warga setempat. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul dalam sesi interaktif bersama narasumber, menandakan tingginya kepedulian masyarakat terhadap isu ketahanan keluarga. (*)
