Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
BERITA UTAMA DPRD KALTIM PENDIDIKAN

Wawasan Kebangsaan Akhmed Reza: Pancasila Sumbangan Indonesia untuk Dunia

Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Ahkmed Reza Fachlevi menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Sabtu (11/2/2023).

Kompak.id, Tenggarong – Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Ahkmed Reza Fachlevi menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Sabtu (11/2/2023). Saat membuka sosialisasi, Akhmed Reza menegaskan, wawasan kebangsaan perlu dimiliki oleh siapapun. Terutama tentang Pancasila dan nilai-nilainya yang sampai saat ini tetap relevan dalam menjaga hubungan kebangsaan, bahkan hubungan dengan dunia internasional. Pancasila sebagai falsafah negara, kata dia, bukan hanya diwariskan kepada Indonesia, tetapi juga diwariskan oleh pendiri negara ini kepada dunia internasional.

“Jadi alasan itu lah, kenapa sosialisasi wawasan kebangsaan ini menjadi agenda dan program kerja DPRD Kaltim. Kita ingin menjaga, melestarikan dan mengingatkan kembali bahwa Pancasila adalah warisan bangsa kita, sumbangan negara kita kepada dunia,” kata legislator asal Gerindra itu.

Politikus muda ini kemudian melanjutkan, Pancasila merupakan perekat kebangsaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan Pancasila, persatuan dan kesatuan bangsa dan negara yang ber-bhineka tunggal ika dapat terwujud.

“Tidak ada warisan ideologi negara yang sebaik Pancasila. Walaupun dalam pelaksanaannya kita masih temukan kekurangan-kekurangan yang tentu harus kita perbaiki,” tambah Reza.

BACA JUGA :  Penyebarluasan Perda Ketahanan Keluarga, Ketua Komisi IV: Ditentukan Oleh Tiga Faktor

Berkesempatan manyampaikan wawasan kebangsaan, Slamet Babinsa dari koramil setempat, mengatakan, manakala warga negara yang memiliki wawasan kebangsaan, maka ia akan memiliki nasionalisme yang mencintai tanah airnya.

“Tujuan sosialisasi wawasan kebangsaan adalah mewujudkan nasionalisme kita, mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan golongan. mempunyai jiwa kebangsaan, mencintai NKRI,” tegas Slamet.

Ridwan Idris dari Unit Layanan Strategis Badan Kajian Pancasila dan Kenegaraan (ULS BKPN) Universitas Mulawarman, dihadirkan untuk memperkaya sosialisasi wawasan kebangsaan. Menurutnya, Indonesia dengan Pancasila telah terbukti mampu merajut dan menerima perbedaan, baik suku, budaya dan agama. Kemajemukan bangsa Indonesia bukan menjadi penghalang terbentuknya NKRI.

“Kalau dibandingkan dengan negara lain, Afghanistan misalnya, hampir 40 tahun perang saudara, padahala mereka hanya memiliki tujuh suku. Makanya Syekh Hasyim Asy’ari mengatakan, cinta tanah air sebagian dari iman, ini bukan hadis tapi fatwa ulama. Karena iman dan aman itu berasal dari satu kata, orang yang beriman akan menghadirkan keamanan bagi lingkungannya,” papar Ridwan.

Sosialisasi wawasan kebangsaan ini juga menghadirkan Ustad Faturrahman atau yang akrab dipanggil dengan Ustad Pink. (*)

Related posts