SAMARINDA – Ratusan pemuda, baik dari kalangan pelajar maupun mahasiswa, diberikan penguatan ideologi Pancasila, di Ballroom Lantai 17 Hotel Aston Samarinda, Kamis (21/9) pagi tadi.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, HM Agus Hari Kusuma saat membuka kegiatan peningkatan kapasitas pemuda tersebut menyampaikan, penting memberikan penguatan ideologi Pancasila kepada para generasi muda. Hadir dalam pembukaan kegiatan Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda, Bahri, serta Kepala Disporapar Samarinda H Muslimin.
“Tanggung jawab kami, untuk para pemuda di bawah 30 tahun. Kalau di atas itu, menjadi tanggung jawab Badan Kesbangpol Kaltim,” kata Agus.
Ia berharap, para pemuda yang mendapat kesempatan mengikuti penguatan ideologi Pancasila ini bisa menyampaikan dan menularkan ke rekan-rekannya di sekolah maupun di kampus.
“Karena kelas, Anda semua ini yang nanti akan menjadi pemimpin bangsa, pemimpin di Kaltim,” sebutnya.
Sementara itu, dua narasumber dihadirkan untuk memberikan penguatan ideologi Pancasila ini. Pertama, Pasi Bhakti TNI Korem 091/ASN Kapten Arm Antha Hi Yusuf, SE., mewakili Danrem 091 ASN. Kedua, Wakil Ketua Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) Kaltim, Endro S Efendi yang juga ketua Jejaring Panca Mandala (JPM) Kaltim bentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Kapten Antha dalam paparannya menyampaikan, peningkatan kapasitas pemuda dan penguatan Ideologi Pancasila dalam berbangsa dan bernegara sangat penting di era globalisasi.
“Banyak tantangan bagi negeri kita. Bila rakyat Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka bahaya besar akan mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,” sebutnya.
Dikatakan, yang mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda.
“Kesadaran Bela Negara adalah upaya mempertahankan negara dari ancaman yang mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat, selain kewajiban dasar juga kehormatan bagi setiap warga negara karena bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua IKAL Kaltim Endro S Efendi menyampaikan, menjaga Indonesia yang begitu luas harus dengan ideologi yang bisa diterima semua pihak sejak Indonesia didirikan yaitu Pancasila.
“Sayangnya, ada banyak pihak yang ingin Pancasila itu hilang. Terbukti, setelah reformasi, pendidikan Pancasila sempat kehilangan arah,” beber pria yang juga menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim ini.
Berbeda di masa lalu, ketika di masa orde baru, setiap pelajar dan mahasiswa wajib mendapatkan materi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Ini yang kemudian coba digaungkan kembali. Baik oleh Kementerian Pendidikan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Dalam Negeri, serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
“Terbukti, sebelum ini, ada beberapa anak muda bahkan anak-anak yang terlibat dalam bom bunuh diri. Ini bukti, adanya sikap intoleran, serta ada yang merasa paling benar dan paling berhak berada di bumi ini,” ulasnya.
Endro pun menampilkan video bom bunuh diri di beberapa tempat, serta testimoni pelaku bom JW Marriot sebelum melakukan aksinya.
“Yang seperti ini jangan sampai ditiru. Mari kita tingkatkan toleransi dan kebersamaan. Agar Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tetap utuh,” pungkasnya. (*)