Kompak.id, Tenggarong – Anggota DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Caranya yakni dengan membangun ketahanan keluarga. Ada sejumlah hal yang harus dilakukan agar sebuah keluaraga mampu membangun ketahanan keluarganya. Ketahanan keluarga dinilainya sangat penting, terutama di era kemajuan teknologi dan informasi seperti saat ini.
Ancaman terhadap ketahanan keluarga saat ini juga muncul dari banyak platform media digital serupa media sosial. Dengan kemajuan dan perkembangan media sosial, tidak sedikit anggota keluarga yang terpapar dampak negatifnya, terutama anak-anak yang masa pertumbuhan dan pengetahuannya diperoleh dari media sosial yang tentu memerlukan pendampingan dari orang tua dan keluarga.
Oleh karena itu, Akhmed Reza Fachlevi mengatakan, keluarga dituntut untuk mampu membangunan ketahanan ekonomi, sosial, dan ketahanan mental atau psikologinya. Mengapa ketahanan keluarga ini penting? sebab, kata dia, menjaga keutuhan keluarga merupakan upaya dalam meningkatkan ketahanan keluarga yang bagian dari fondasi bangunan bangsa dan negara dalam memperkuat ketahanan nasional.
“Faktor di antaranya yakni kesejahteraan, sandang, pangan dan papan di rumah kita, tentunya ini merupakan ketahanan ekonomi. Sperti kita ketahui di Kutai Kartanegara ini masih banyak warga yang kurang mampu sehingga ini berdampak pada ketahanan keluarga. Kemudian terkait dengan keamanan, sebagai kepala keluarga bagaimana kita mampu memberikan rasa aman kepada keluarga baik dari internal maupun eksternal. Selanjutnya kenyamanan. Bagaimana kita memberikan rasa nyaman kepada keluarga kita, tentunya dengan beberapa sentuhan seperti komunikasi,” papar pria yang akrab disapa Reza itu saat menggelar penyebarluasan Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga, di Desa Jembayan Tengah Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Sabtu (8/3/2025).
Reza yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim itu, juga menekankan sejumlah hal penting yang diperlukan dalam membangun ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga ini tidak hanya menjadi kepentingan nasional, tapi juga merupakan perintah agama.
“Ada tig poin yang sangat penting, yaitu komunikasi, komitmen, dan kerja sama. Tiga kunci ini sangat penting untuk menjaga keutuhan keluarga kita untuk menjadi keluarga sakinan, mawaddah, warrahmah. Seperti yang ada dalam al-Quran peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” tandas Reza.
Pada kesempatan giat itu, Reza mengandeng narasumber profesional hipnoterapis, Endro S Efendi. ndro menyampaikan, guna menghidari ancaman dari keretakan keluarga terutama dalam rumah tangga, terdapat langkah-langkah komunikasi yang harus dilakukan oleh setiap pasangan rumah tangga terhadap anak-anaknya. Komunikasi itu disebut sebagai bahasa cinta.
“Pertama saling memuji, berikan pujian. Kedua, sentuhan. Sentuhan ini juga jarang diberikan. Ketiga, pelayanan. Misalnya istri membuatka,” kata Endro.
Dari sumber yang ia dapatkan, data terbaru terkait dengan kasus perceraian di Provinsi Kaltim pada semester I Tahun 2024, terdapat total kasus perceraian mencapai 3.360 yang teriri dari cerai gugat sebanyak 2.477 kasus dan cerai talak sebanyak 883 kasus.
Untuk kasus perceraian per wilayah, Balikpapan 823 kasus, Samarinda 803 kasus, Kutai Kartanegara 599 kasus, Kutai Timur 348 kasus, Penajam Paser Utara (PPU) 258 kasus, Paser 222 kasus, Berau 167 kasus, Bontang 174 kasus, dan Kutai Barat 66 kasus.
“Jadi mengapa Perda inisiatif DPRD Kaltim ini perlu dibuat? ya karena jumlah perceraian di Kaltim ini jumlahnya terus meningkat. Kenapa Perda Ketahanan Keluarga ini dibuat? itu supaya keluarganya utuh. Kita tidak bisa berbicara Indonesia 2025 maju, Indonesia sehat, Indonesia macem-macem kalau keluarganya gak utuh,” tegas Endro.
Menurut Endro, suami dan istri dituntut untuk saling melengkapi dan mengisi dari kekurangan masing-masing. Tidak sebaliknya, saling melemahkan.
“Sama seperti hape, hape kalau lowbat harus di-charge. Suami juga gitu, suami bisa lowbat karena kerja seharian. Begitu juga dengan istri juga bisa lowbat. Nah, bagaimana untuk mengisinya? makanya diperlukan bahasa cinta,” imbuh Endro.
Sosialisasi perda ini diakhiri dengan sesi dialog atau tanya jawab. Seratusan warga yang hadir menampilkan antusiasme mereka melalui sejumlah pertanyaan kepada narasumber. Tampak hadir juga Kepala Desa dan Ketua BPD Jembayan Tengah. (*)