Kompak.id, Tenggarong – Erau Adat Kutai kembali digelar, dengan muatan yang lebih kompleks, Erau Adat Kutai 2024 di Tenggarong tak hanya memuat kekayaan budaya lokal tetapi juga menegaskan relevansi strategis Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi pusat perhatian nasional dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menampilkan Tarian kolosal bertajuk “Bhinneka Tunggal Suaka” yang melibatkan 800 penari dari berbagai usia dalam seremoni pembukaannya, Erau di design untuk mencerminkan semangat kebhinekaan dan keberagaman Kukar yang sebagian wilayahnya akan menjadi IKN.
Bupati Kukar, Edi Damansyah mengatakan, Adat Pelas Erau tidak sebatas menjadi simbol kuat pelestarian tradisi lokal, lebih dari itu potensi magnet Pariwisata budaya yang mendukung pengembangan ekonomi di Kukar juga terkandung di dalamnya.
“Erau bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan internasional,” ungkap Edi.
Edi berujar adanya IKN di sebagian kawasan kukar harus dimaksimalkan dengan baik agar tdiak hanya sebagai pusat pemerintahan tetapi juga menjadi awal mula pengembangan budaya dan pariwisata yang lebih progresif di Kukar.
Lebih lanjut, Ia turut menyampaikan komitmen pihaknya dalam menjaga tradisi Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura yang telah ada selama berabad-abad itu, hal itu terbukti dengan gelarannya yang menjadi satu tahun sekali setelah sebelumnya dua tahun sekali.
Edi menegaskan meskipun Keraton telah beralih fungsi menjadi Museum Mulawarman, namun nilai budaya yang terkandung dalam prosesi Erau tiap tahunnya terus hidup dan menjadi warisan penting yang tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
“Kami komitmen dan berusaha mempertahankan serta melestarikan warisan budaya melalui upacara adat Erau,” ucap Edi.
Lebih jauh, Ia turut menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kondusifitas daerah selama pelaksanaan Erau, mengingat besarnya harapan agar Kukar menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan kawasan IKN.
Edi berujar hal tersebut bisa lebih mudah diraih melalui sinergi tradisi dan modernisasi, Kukar dan sekitarnya diharapkan dapat menjadi contoh sukses integrasi budaya lokal dengan perkembangan nasional.
“Dengan pengakuan Erau sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2016, festival ini telah diakui tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional,” tutupnya. (Ain)