SAMARINDA – “Film ini sangat luar biasa. Banyak pesan yang sangat mendalam. Pesan moralnya, jangan pernah menyakiti hati ibu kita. Walau apa pun kondisinya,” sebut Wakil Wali Kota Samarinda H Rusmadi, usai nonton bareng film Satu Hari dengan Ibu di XXI Samarinda Central Plaza, Sabtu (21/9/23) malam tadi.
Saat menyampaikan tanggapannya itu, Matanya berkaca-kaca. Wawali terlihat harus beberapa kali menghela nafas. Raut kesedihan masih tampak.
Rusmadi berharap, masyarakat Samarinda bisa berbondong-bondong menyaksikan film ini sebagai sarana edukasi yang sangat dibutuhkan.
“Mari kita semua, selalu patuhi ibu. Apa pun kondisinya, karena beliau yang akan membawa keberkahan bagi anaknya. Tidak ada orang tua yang jahat pada anaknya,” pesannya.
Namun Rusmadi juga berpesan pada para orang tua, dalam mendidik anak untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar, karena setiap kata akan menjadi doa bagi anak-anaknya.
Orang nomor dua di Samarinda ini tidak sendiri. Ia nonton ditemani istri juga anak dan cucunya.
Berbagai komunitas ikut nonton bareng film sarat pesan moral dan agama ini. Dengan harapan film ini bisa terus bertahan untuk memberikan edukasi kepada rakyat Indonesia terkait betapa pentingnya kembali mengutamakan kasih sayang pada ibu.
Diana misalnya, dari komunitas Paskas berharap, film ini sangat menyentuh emosi dan perasaan. “Mudah-mudahan semua warga kota Samarinda dan Kaltim semuanya bisa nonton. Ini bukan sekadar hiburan, tapi banyak pesan baik di dalamnya,” ujarnya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Endro S Efendi yang menonton bersebelahan dengan Wawali Samarinda juga berharap, semakin banyak dukungan yang diberikan untuk film yang sarat pesan moral.
“Ketika ada banyak yang suka nonton film hantu atau horor, kenapa tidak sesekali kita menonton film edukatif seperti ini. Agar batin kita juga terisi,” katanya.
Film ini mengisahkan seorang pemuda bermasalah bernama Dewa yang diperankan Chand Kelvin. Ia terjebak dalam lingkaran waktu yang terus berulang. Setiap kali terbangun, mendapati kejadian berulang ketika Ibunya meninggal.
Kondisi tersebut membuatnya semakin terpuruk sehingga ia berusaha melepaskan lingkaran waktu yang menyiksanya itu. Dalam prosesnya, ia menyadari berbagai macam kesalahan yang telah dilakukan. Setelah berhasil memperbaiki diri terutama kepada ibunya yang diperankan Vonny Anggraini, lingkaran waktu pun berhasil dihentikan.
Dibalut dengan adegan humor ringan yang sesekali muncul, film ini justru lebih banyak membuat penikmatnya meneteskan air mata. Pasalnya, setiap adegan film yang dimainkan, sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari. (*)