Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
BERITA UTAMA DPRD KALTIM

Jutaan Pemuda di Kaltim Perlu Pemahaman Digital dan Ekonomi Kreatif

Ketua Komii IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi (bertopi) dalam sebuah kesempatan.

Kompak.id, Samarinda – Deretan angka-angka bukan hanya sebagai statistik yang menunjukkan jumlah atau kuantitas tertentu. Namun, statistik merupakan material penting untuk menunjukkan arah pembangunan berkelanjutan. Seperti statistik yang menunjukkan jumlah pemuda saat ini. Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan susenas pada Maret 2019 mencatat, jumlah penduduk usia 16-30 tahun sebanyak 24,01 persen, usia lebih dari 30 tahun sebanyak 47,75 persen. Data itu membuktikan, generasi muda saat ini lebih dari 50 persen dari populasi Indonesia.

Sementara mengacu pada data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Kalimantan Timur (Kaltim) pada Juni 2021 mencapai 3,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,62 juta jiwa (68,89%) penduduk Kaltim adalah kelompok usia produktif (15-64 tahun). Dengan rincian usia 15-19 tahun sebanyak 295.287, usia 20-24 tahun sebanyak 326.338 jiwa, usia 25-29 tahun 319.679 jiwa, usia 30-34 tahun 310.557 jiwa, usia 35-39 tahun 329.026 jiwa, usia 40-44 tahun 301.753 jiwa, dan usia 45-49 tahun sebanyak 259.002 jiwa.

Dari data statistik tersebut, pemerintah diharapkan menjadikannya sebagai bagian dari pondasi arah pembangunan di daerah dan nasional. Misalnya tentang kepemudaan dan pembangunan ekonomi kreatif. Keduanya tidak dapat berjalan dengan ego sektoral. Sebab, generasi muda, berdasarkan jumlah itu, menjadi garda terdepan untuk mengembangkan perekonomian bangsa. Sementara Pembangunan ekonomi saat ini, tidak mungkin meninggalkan teknologi, digital economy sekaligus digital society. Guna pemenuhan itu, pemerintah didesak agar segera menyelesaikan infrastrukturnya, yakni teknologi.

BACA JUGA :  Ulang Tahun Perdana, Wagub Beri Selamat ke IYPG

“Jika kita berbciara soal peran pemuda di masa sekarang dan akan datang, maka inilah tantangannya. Pemerintah harus gerak cepat menyelesaikan kesenjangan teknologi dan pengetahuan terutama keterampilan pemuda kita,” tegas Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi dalam acara diskusi bersama organisasi pemuda di Kaltim belum lama ini.

Ketua komisi yang di antarnya membidangi kepemudaan itu menjelaskan, besarnya populasi generasi muda, menjadi peluang besar untuk mengembangkan ekonomi. Begitu pun di Kaltim, pemuda perlu memiliki sudut pandang dalam melihat masa depan, yakni sebagai tempat kreativitas melalui inovasi yang juga wadah bersaing dalam skala global. Reza menyebutkan, sebagai langkah awal penguasaan teknologi bertujuan untuk kegiatan berkarya, bekerja, berbisnis, sekaligus juga belajar.

Dimisalkannya, saat ini sudah dimulakannya perpaduan belajar dengan teknologi, integrasi antara administrasi dengan teknologi, dan masuknya digital society. Bahkan nantinya, kata dia, digital society menjadi budaya baru dan sebuah tuntutan dalam masyarakat, sehingga diperlukan pembiasaan-pembisaan.

“Pemuda saat ini sudah harus belajar menjadi ahli dalam bidang digital, sekaligus memahami dengan benar apa itu ekonomi kreatif,” kata politikus muda asal Fraksi Gerindra tersebut melanjutkan.

Dengan begitu, Reza berharap pemerintah daerah dan pusat dapat segera memenuhi kekurangan-kekuranga infrastruktur teknologi untuk penguatan pemuda dan ekonomi.

“Sehingga kesenjangan ke depan tidak terjadi. Artinya tidak ada daerah yang paling maju, dan daerah yang tertinggal,” tegas Reza memungkasi. (*)

Related posts