Kompak.id, Samarinda – Banjir kembali melanda wilayah Segah, Kalimantan Timur (Kaltim), menyusul tingginya intensitas curah hujan yang terjadi sejak Februari hingga Mei. Hal ini menjadi perhatian Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah yang mengaku prihatin terhadap bencana yang terjadi.
Politisi Partai Golkar ini menyatakan, faktor utama bencana ini adalah tingginya curah hujan di bulan Mei 2025 yang tercatat sebagai yang tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
“Memang curah hujan sangat tinggi, dan periode ini merupakan yang tertinggi sejak pemantauan dilakukan. Ini salah satu penyebab utamanya,” kata Syarifatul, Senin (2/6/2025).
Selain faktor alam, Syarifatul juga menyoroti perubahan lingkungan di Segah yang kini sudah tidak sehijau dulu.
“Dulu, kawasan ini dilindungi oleh hutan yang mampu menahan air saat hujan deras. Namun, sekarang sudah banyak aktivitas tambang yang mengubah kondisi alam,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya reklamasi dan penanaman kembali lahan bekas tambang untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih parah.
Ia berujar, pihaknya selalu awas dalam mengingatkan seluruh pihak yang terlibat dalam eksplorasi alam agar dilakukan secara ramah lingkungan dan sesuai regulasi yang berlaku.
“Setelah selesai, lahan harus ditutup dan ditanami kembali agar tidak terjadi erosi atau longsor,” tegasnya.
Legislator dapil Bontang,Kutim dan Berau itu juga mengungkapkan keprihatinannya atas semakin seringnya bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kaltim.
“Kami dari pemerintah provinsi telah memasukkan program ramah lingkungan dalam RPJMD. Namun, perlu kerja sama semua pihak, termasuk kabupaten dan kota, untuk mencari solusi mendasar agar kondisi tidak semakin parah,” jelasnya.
Bencana banjir di Segah terjadi setelah sebelumnya wilayah Berau juga dilanda luapan Sungai Kelay yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materil. Syarifatul mendesak semua stakeholder untuk serius menangani masalah ini sebelum bencana semakin meluas.
“Kita lihat sendiri, banjir terjadi di mana-mana, belum lagi longsor yang merenggut nyawa dan harta benda. Ini harus jadi perhatian bersama,” pungkasnya. (Ain)