Kompak.id, Samarinda – Kekurangan tenaga didik masih dijumpai di sekolah menengah atas (SMA), khususnya Samarinda. Seperti yang dialami SMAN 13 Samarinda yang berlokasi di Jl. D. I. Panjaitan Kelurahan Gunung Lingai Kecamatan Sungai Pinang Kota. Agustina, Waka Sekolah Bidang Humas SMAN 13 Samarinda mengungkapkan, pihaknya berupaya menambah tenaga guru honorer. Namun, langkah itu terhalang dengan besaran gaji yang harus diberikan.
“Sekarang kami tidak berani mengambil tenaga honorer karena biayanya besar, malah tidak mampu. Jadi mengupayakan guru seadanya,” ungkapnya ditemui media ini, Senin, (1/08/2022).
Agustina melanjutkan, kurangnya tenaga didik mempengerahui efektivitas belajar mengajar sekolah. Pasalnya terdapat kekosongan dalam mata pelajaran (mapel) yang didisuguhkan. Untuk itu, jam masuk sekolah dibagi menjadi 2 shift, yakni pagi dan siang.
“Ada 5 mapel yang masih kurang gurunya, yaitu sejarah, kimia, sosiologi, seni budaya dan Bahasa Inggris. Untungnya jam masuk kita bagi, kelas 11 dan 12 pagi sedangkan kelas 10 siang,” tuturnya.
Sementara itu, SMAN 13 Samarinda sendiri baru tahun ini menyertakan guru dalam seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Alhasil, 2 diantaranya lulus seleksi meskipun beralih tugas ke sekolah lain. Kendati demikian tidak menghambat proses belajar mengajar 34 tenaga didik saat ini.
Kemudian, lanjut Agustina, kurangnya tenaga didik sudah dikeluhkan kepada pemerintah maupun dinas terkait. Karenanya ia berharap mendapatkan tenaga didik tambahan sesuai kebutuhan sekolah.
“Sudah kami sampaikan, kebetulan tahun ini belum dapat kuota. Jadi kami harap selanjutnya bisa diakomodir supaya terpenuhi tenaga didiknya,” pungkasnya. (Adv/*Wah)