Kompak.id, Samarinda – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Syarifatul Sya’diah, menyoroti keterbatasan infrastruktur dasar di sejumlah wilayah pedalaman Kalimantan Timur, salah satunya di Desa Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau. Meski dikenal memiliki potensi wisata alam luar biasa, akses menuju desa tersebut dinilai sangat memprihatinkan.
“Merabu itu indah sekali. Di dalamnya ada Puncak Ketepu, ada goa, dan potensi wisata lainnya. Tapi aksesnya betul-betul memprihatinkan,” ujar Syarifatul kepada wartawan.
Ia menggambarkan kondisi jalan menuju Merabu sebagai jalur yang sulit dilalui, terutama saat musim hujan.
“Beloyot. Kalau hujan, betul-betul nggak bisa kita lalui. Kemarin hujan semalam saja, jalan sudah berlumpur sekali,” jelasnya.
Syarifatul mengakui bahwa kondisi ekstrem itu mungkin menarik bagi wisatawan mancanegara yang gemar petualangan ekstrem. Namun, menurutnya, masyarakat lokal juga berhak menikmati kekayaan alam di daerah sendiri.
Ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk membuka akses jalan dan membangun infrastruktur penunjang lainnya demi mendukung sektor pariwisata dan kesejahteraan masyarakat di wilayah pedalaman.
“Yang suka petualangan mungkin senang, tapi kita sebagai warga lokal juga ingin ke sana. Masa daerah sendiri kita tidak bisa kunjungi? Tapi ya mau gimana lagi, akses dan infrastrukturnya memang begitu. Karena itu, perlu kita perjuangkan, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi,” tegasnya.
Merabu sendiri dikenal sebagai salah satu desa konservasi yang menyimpan kekayaan alam dan budaya. Namun, keterbatasan infrastruktur membuat potensi besar itu belum tergarap maksimal. (Ain)