Kompak.id, Tenggarong – Salah satu penyebab keretakan hingga kehancuran sebuah perkawinan yang berujung pada perceraian adalah selingkuh. Sehingga ketidaksetiaan terhadap pasangan masih menjadi momok setiap pertalian suami dan istri. Selingkuh atau hubungan gelap dengan orang ketiga dapat dicegah dan dihindari dengan sejumlah treatment.
Terkait hal itu, seorang hipnoterapis senior dari Samarinda Endro S Efendi mengaku menerima banyak pertanyaan seputar upaya mencegah perselingkuhan. Ia menyarankan agar setiap pasangan suami-istri sebagai pemegang kendali dalam mengarungi bahtera keluarga, perlu belajar “manajemen selingkuh”.
Kendati perselingkuhan bukan menjadi penyebab tunggal, namun Endro S Efendi menyebutkan, kurun Januari sampai dengan Juni 2023, jumlah percerian di Kalimantan Timur mencapai 4.510 kasus. Angka itu terdiri dari cerai talak 1.105 kasus dan cerai gugat 3.405 kasus. Sementara pada 2022, Pengadilan Tinggi Agama Samarinda mencatat, kasus perceraian di Kalimatan Timur mencapai 2.149 cerai talak dan 6.435 cerai gugat.
“Pentingnya keluarga belajar Manajemen Selingkuh. Ini singkatan dari Selingan Indah Keluarga Utuh. Artinya setiap ada kesempatan jadikan momen yang indah dan bermakna bagi keluarga agar keutuhan dan ketahanan keluarga tetap terjaga,” ungkap Endro S Efendi saat menjadi narasumber penyebarluasan Perda Kaltim ke-10 Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Desa Liang Buaya, Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara, Selasa (12/9/2023).
Lebih lanjut Endro menjelaskan, sejumlah manajemen selingkuh yang perlu diterapkan dalam keluarga agar membuahkan hubungan harmonis dan bahagia, pertama yakni komunikasi. Untuk ini penting saling berkomunikasi dengan jujur, terbuka, dan penuh pengertian.
“Mendengarkan dengan baik dan menghargai pendapat dan perasaan anggota keluarga lainnya adalah kunci dalam menciptakan kerja sama yang baik,” katanya menyebutkan.
Kedua, kata dia, perlu ada pembagian tugas. Pembagian tugas rumah tangga juga perlu dibagi secara adil dan seimbang antar anggota keluarga. Sebab hal ini dapat mengurangi beban satu orang, dan menciptakan rasa tanggung jawab setiap anggota keluarga secara kolektif.
Ketiga yakni quality time atau menciptakan waktu berkualitas bersama anggota keluarga. Menurut Endro, hal ini dapat dilakukan dengan berkegiatan secara bersama-sama seperti makan malam bersama, piknik keluarga, atau mengadakan kegiatan yang disukai oleh semua anggota keluarga. Keempat dan kelima yakni dengan menghargai perbedaan dan menjaga keseimbangan. Perbedaan dalam keluarga harus dikelola secara tepat. Sebab, setiap anggota keluarga memiliki keunikan dan perbedaan dalam kepribadian dan minat. Begitu pula dengan menjaga keseimbangan antara waktu saat bekerja dan waktu untuk keluarga.
“Penting untuk menghargai perbedaan ini, mendukung satu sama lain, dan memberikan ruang untuk tumbuh dan berkembang. Kemudian menjaga keseimbangan, usahakan untuk menciptakan keseimbangan antara pekerjaan, kegiatan, dan waktu istirahat. Prioritaskan kebutuhan keluarga dan jangan biarkan stres dan rutinitas sehari-hari mengambil alih kebahagiaan,” kata Endro memaparkan.
Endro yang juga praktisi publik speaking itu memaparkan, pendidikan dan pembinaan menjadi treatment yang keenam dalam manajemen selingkuh. Menurutnya penting untuk mendukung perkembangan dan pendidikan anggota keluarga, baik itu melalui pendidikan formal maupun melalui pengajaran nilai-nilai kehidupan seperti empati, kejujuran, dan rasa tanggung jawab.
Kemudian yang ketujuh, kemampuan menyelesaikan konflik dengan bijaksana kendati dalam keluarga, kehadirna konflik menjadi sebuah kewajaran.
“Penting untuk belajar menyelesaikan konflik dengan cara yang bijaksana, tanpa melibatkan rasa marah atau kekerasan verbal atau fisik,” jelas Endro.
Kedelapan yang kerap terlupakan yakni perhatian dan kasih sayang. Bagaimana bentuknya? Menurut Endro, dapat ditunjukan secara verbal dan nonverbal.
“Tunjukkan perhatian, perhatian, dan cinta kepada anggota keluarga. Ini bisa melalui kata-kata yang baik, sentuhan kasih sayang, atau memberikan kejutan kecil yang menyenangkan,” kata Endro sambil menambahkan dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen keluarga bahagia ini, diharapkan anggota keluarga dapat hidup dalam keharmonisan dan kebahagiaan yang lebih besar.
Seperti diketahui, penyebarluasan perda tersebut merupakan kegiatan Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi. Menurutnya, perda tersebut secara umum bertujuan meningkatkan ketahanan nasional, salah satunya dengan menciptakan ketahanan keluarga sebagai kelompok terkecil dari negara.
“Ini menjadi tugas dan tanggung jawab anggota DPRD Kaltim. Selain penganggaran dan pengawasan, DPRD Kaltim berfungsi sebagai legislator (pembuat perda). Di antaranya Perda Ketahanan Keluarga,” ungkap pria yang akrab disapa Reza itu menegaskan.
Pejuang politik asal Fraksi Gerindra itu juga mengamini, di antara upaya membangun ketahanan keluarga yakni dengan menciptakan suasana komunikasi antar anggota keluarga secara terbuka.
“Kita melihat keluarga-keluarga yang saat ini mengalami KDRT, banyak terjadi karena perbedaan pendapat dan lainnya. Maka disinilah betapa pentingnya ketahanan keluarga,” kata Reza yang didampingi Sekretaris Desa Liang Buaya Irzal Tomi.
Dalam kesempatan itu, Endro S Efendi banyak mendapatkan pertanyaan dari puluhan peserta, terutama terkait dengan pola asuh orangtua terhadap anak-anakanya di tengah gempuran teknologi digital yang makin deras. (*)