Kompak.id, Penajam — PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) memulai sosialisasi rencana pengeboran dua sumur migas baru, YCB-8RD1 dan YCB-7RD1, di Lapangan Yakin, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Kegiatan pengeboran dijadwalkan berlangsung pada 25 Juli hingga 13 Agustus 2025, dengan potensi tambahan produksi mencapai 600 barel minyak per hari (BOPD).
Sosialisasi yang digelar di Kelurahan Nipah-nipah tersebut dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah daerah, SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, serta TNI/Polri. Kolaborasi ini dinilai menjadi fondasi penting bagi kelancaran kegiatan pengeboran di wilayah tersebut.
Dalam pemaparan teknisnya, perwakilan Tim Drilling PHKT, Eka Pambudi, menegaskan bahwa aspek keselamatan menjadi prioritas utama dalam operasi pengeboran. “Alhamdulillah, hingga pertengahan tahun 2025 ini, seluruh kegiatan pengeboran di Zona 10, yang juga mencakup PHKT, berjalan tanpa insiden. Kami terus menjaga target Zero Incident melalui pelaksanaan safety meeting secara konsisten, audit operasional yang ketat, dan kehadiran Safety Marshall di lapangan sebagai bagian dari budaya kerja aman yang kami bangun,” ujarnya.
Kepatuhan terhadap aspek lingkungan juga disorot. Perwakilan Tim Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) PHKT, Maria Ulfah, menyampaikan bahwa rencana pengeboran telah tercantum dalam dokumen AMDAL tahun 2016 yang dikeluarkan pada 23 Februari 2016. “Semua tahapan telah dirancang dengan memperhatikan prinsip lindung lingkungan dan keberlanjutan,” katanya.
Apresiasi turut disampaikan oleh Kepala Perwakilan SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi, Azhari Idris, yang menilai kegiatan pengeboran ini strategis bagi produksi migas nasional. “Kegiatan pengeboran sumur pengembangan YC8-8RD1 dan YCB-7RD1 merupakan langkah strategis dalam menjaga sekaligus meningkatkan produksi migas nasional. SKK Migas memberikan apresiasi atas komitmen Pertamina dalam menjalankan operasi yang mengedepankan keselamatan serta kepatuhan terhadap ketentuan lingkungan hidup,” ujarnya.
Dukungan terhadap kegiatan ini juga disampaikan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten PPU, Rozihan. Ia menilai sosialisasi menjadi bentuk komunikasi terbuka yang patut diapresiasi. “Harapan kami, kegiatan ini dapat berjalan aman dan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan sumber daya pesisir di wilayah kami,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup PPU, Safwana, menegaskan pentingnya sosialisasi agar masyarakat memahami bahwa kegiatan ini telah melalui proses perizinan lingkungan yang sah. “Dengan keterbukaan dari PHKT, kami yakin kegiatan ini dapat dilaksanakan secara bertanggung jawab dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dirpamobvit Polda Kaltim, Kombes Pol Sunardhi, turut menegaskan dukungannya terhadap pengembangan migas yang mengutamakan aspek keselamatan. “Aspek keamanan dan keselamatan tentu menjadi prioritas bersama. Kami mendukung penuh kegiatan pengembangan hulu migas selama dilaksanakan sesuai aturan dan dengan koordinasi lintas sektor yang baik,” tegasnya.
Pengeboran dua sumur ini merupakan bagian dari komitmen PHKT untuk terus berinvestasi dalam pengembangan lapangan migas dan mendukung Asta Cita pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi. Melalui pendekatan kolaboratif dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), PHKT berupaya memastikan setiap tahapan operasi berjalan selamat, andal, dan patuh.
PHKT sendiri merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di Zona 10, yang mengelola kegiatan hulu migas di Wilayah Kerja Kalimantan Timur & Attaka. Bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya, PHKT terus mendorong inovasi dan efisiensi energi demi mendukung keberlanjutan produksi migas nasional menuju visi Indonesia Emas 2045. (*)