Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
UMUM

Ratusan Ojol Geruduk Kantor Gubernur: “Ada SK, Ada Aturan, Harus Dipatuhi!”

Kompak.id, Samarinda — Asap hitam pekat membumbung tinggi di langit Samarinda. Ban-ban bekas yang dibakar di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur menjadi simbol kemarahan ratusan driver ojek online yang sejak Senin (11/8/2025) siang hingga malam menutup Jalan Gajah Mada. Suara klakson bersahut-sahutan, kemacetan merambat ke berbagai sudut kota.

Mereka datang dengan satu tuntutan sederhana: jalankan SK Gubernur tentang tarif Angkutan Sewa Khusus (ASK). SK Nomor 100.3.3.1/Κ.673/2023 itu sudah ada, jelas dan sah. Tapi nyatanya, sebagian aplikator masih membandel dengan tarif murah yang dianggap menjerat leher para driver.

“Ini bukan soal minta dimanjakan. Ini soal keadilan,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando.

Di bawah terik siang yang menyiksa lalu berganti menjadi dingin malam, perwakilan ojol menjalani audiensi maraton tujuh jam bersama pemerintah provinsi dan pihak aplikator. Hasilnya setidaknya di atas kertas cukup tegas: aplikator diberi waktu 2×24 jam untuk patuh pada tarif resmi. Jika tidak, sanksinya adalah penutupan sementara kantor operasional di Kaltim. Promo-promo yang merusak pasar juga harus dihapus dalam waktu 10×24 jam.

Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Kaltim, Heru Susanto, menyatakan komitmennya. “Kalau tidak dilaksanakan, akan kami tutup sementara kantornya,” ujarnya.

Namun di lapangan, rasa percaya itu belum sepenuhnya tumbuh. Rizki, driver Grab yang ikut aksi sejak pagi, hanya menghela napas.

“Saya nda puas. Ini kan sederhana. Ada SK, ada aturan, ya harus diikuti. Pemerintah provinsi ini yang bikin aturan, tapi dia sendiri yang tidak tegas,” ucapnya.

Rizki mengaku rugi karena seharian tidak bisa mengambil orderan, tapi ia tak menyesal.

“Namanya berjuang, harus ada yang dikorbankan. Badan boleh tua, tapi semangat jangan sampai mati,” katanya dengan mata yang tetap menyala.

Bagi Rizki dan ratusan rekan-rekannya, aksi ini bukan sekadar unjuk rasa. Ini adalah peringatan keras. Karena bagi mereka, harga diri dan keadilan jauh lebih berharga daripada sekadar tarif promo yang mematikan penghidupan.

Related posts