Kompak.id, Samarinda – Temui perwakilan petani milenial di Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, G Budisatrio Djiwandono mengajak petani bersiap untuk menghadapi pindahknya Ibu Kota Negara (IKN).
Acara itu pertemuan itu digelar di Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim di Samarinda, Rabu (11/05/2022) siang.
“Secara bertahap di IKN dan sekitarnya akan dihuni sekitar 4 juta penduduk yang datang dari berbagi daerah dari tanah air. Dan pastinya semua butuh makan,” kata Budi sapaan akrabnya
Lanjut Budi, sehingga petani Kaltim harus mempersiapkan diri dari sekarang jumlah tersebut belum termasuk penduduk Kaltim yang saat ini sekitar 3,77 juta jiwa. Dari jumlah penduduk Kaltim saat ini saja, petani Kaltim belum mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat setempat, apalagi jika jumlah penduduk ini terus bertambah.
“Akibatnya, bahan pangan Kaltim baik dari produk pertanian maupun peternakan masih didatangkan dari luar daerah, seperti dari Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat,” sebutnya
Dia menyebutkan, dengan disahkan Kaltim sebagai lokasi IKN Nusantara, maka ketahanan pangan setempat harus disiapkan sejak kini, karena jika IKN terbangun sesuai rencana, akan ada jutaan jiwa yang perlu makan, minum, dan kebutuhan lain.
“Soal makan tidak ada toleransi, tidak ada tawar-menawar, beda dengan kebutuhan lain yang bisa ditunda, misalnya ingin membeli televisi baru masih bisa ditunda, anak perlu baju baru bisa ditunda, tapi kalau anak menangis minta makan, maka itu merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi,” terangnya
Dia menambahkan, hal itu bisa menjadi peluang besar bagi petani Kaltim untuk mengembangkan berbagai tanaman pangan baik padi, jagung, kedelai, buah-buahan, dan berbagai jenis sayur, sehingga kebutuhan lainnya. Dan dia yang merupakan wakil Kaltim siap membantu dari sisi anggaran.
“Percuma kita membangun kota megah, hijau, dan modern, tetapi kita tidak dapat memenuhi pangan masyarakat, maka saya mendorong petani Kaltim, termasuk petani milenial terus mengembangkan diri dalam membangun ketahanan pangan di Kaltim hingga siap menghadapi pindahnya IKN,” katanya.
Dia juga merasa prihatin dengan pertanian di Indonesia, karena potensinya luar biasa yang didukung dengan luasnya lahan, namun belum dapat dimanfaatkan maksimal akibat salah satunya terkendala sumber daya manusia yang minim terjun sebagai petani.
“Kita masih impor bahan pangan seperti kedelai, bawang putih, daging sapi, beras premium, bahkan jagung. Saya berharap pertemuan ini dapat tercipta sinergi agar saya dapat memberikan porsi APBN untuk pertanian Kaltim yang lebih berimbang,” tutupnya (Oke)