Kompak.id, Tenggarong – Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Akhmed Reza Fachlevi menegaskan, wawasan kebangsaan (wasbang) perlu menjadi pengetahuan luas masyarakat. Sebab, dengan wawasan kebangsaan yang terus berkembang dan tumbuh di tengah masyarakat akan memperkuat persatuan bangsa. Terlebih pada tahun 2024, masyarakat akan menyalurkan aspirasinya dalam pemilu yang rawan terjadi perbedaan pilihan dan pandangan politik.
“Wawasan kebangsaan perlu menjadi pengetahuan masyarakat, bagaimana nenjaga persatuan dan kesatuan kita, dan itu sudah diatur dalam empat pilar,” kata pria yang akrab disapa Reza itu mengawali sosialisasi wawasan kebangsaannya di Desa Bukit Raya, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kamis (23/11/2023) malam.
Empat pilar yang dimaksud Reza yakni, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI. Dengan begitu, masyarakat diharapkan dapat menjaga kerukunan di tengah perbedaan yang sudah ada di Nusantara.
“Selain itu, sosialisssi ini sebagai momentum untuk mempererat persaudaran kita sebagai kontribusi kita untuk menjaga keutuhan negara,” kata pejuang politik dari Partai Gerindra itu.
Dalam kesempatan itu, Babinsa dari Koramil Samboja, Saep mengatakan, bentuk persatuan dan persaudaraan telah ditunjukkan oleh warga setempat dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat.
“Sebagai aparat keamanan, saya melihat warga Bukit Raya dan Beringin Agung tidak bisa dipisahkan. Jadi harus bahu membahu,” kata Saep.
Memang dalam sosilasasi ini, tidak hanya dihadiri warga Desa Bukit Raya, tapi juga warga Beringin Agung yang merupakan warga transmigran dari Pulau Jawa.
Sementara itu, nara sumber lainnya, Endro S Efendi dalam kesempatannya mengajak warga untuk berkontribusi menjaga keutuhan bangsa dengan menjalankan dan bekerja dengan baik apapun profesinya.
“Misalnya ada yang jadi penyelenggara pemilu di desa atau kecamatan atau di TPS, maka bekerja dengan baik sudah merupakan sumbangsih kita dalam menjalankan sistem demokrasi kita,” katanya.
Ia juga mengatakan, kehidupan warga seperti di desa dinilai memiliki kelebihan dibandingkan dengan di perkotaan. Hal itu dibuktikan dengan semangat gotong royong dan kekeluargaan yang masih kental.
“Kalau kita bandingkan, masyakat di desa seperti di Desa Bukit Raya ini, tentu toleransinya lebih tinggi dibanding dengan di kota. Jadi ini menjadi sesuatu yang baik untuk dijaga dan dipertahankan,” katanya menambahkan.
Pada akhir sesi sosialisasi, kesempatan berdialog diberikan kepada seratusan warga yang hadir. Sejumlah pertanyaan pun muncul terkait dengan empat pilar kebangsaan dari warga kepada nara sumber. (*)