Kompak.id, Tenggarong – Meningkatkan wawasan kebangsaan kepada masyarakat terus digiatkan, terlebih di masa disrupsi informasi melalui berbagai platform media sulit dicegah. Untuk itu, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi di desa-desa mengajak masyarakat dan pemuda untuk menjaga semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air.
Dalam kesempatan sosialisai Wawasan Kebangsaan di Muara Jawa, Kutai Kartanegara, pada Jumat (8/12/2023), Reza Fachlevi menangkap pengaruh informasi melalui berbagai media di masyarakat yang mengikis rasa kecintaan terhadap tanah air.
“Masyarakat masih banyak yang belum memahami wawasan kebangsaan, ideologi, Pancasila, UUD 45 dan NKRI. Untuk itu nanti akan dijelaskan oleh narasumber yang sudah hadir,” ungkap pejuang politik dari Partai Gerindra itu.
Dalam momen terdekat, kata dia, kecintaan akan tanah air masyarakat akan diuji melalui Pemilu 2024. Menurut Reza, masyarakat yang memiliki rasa kebangsaan akan menggunakan hak pilihnya yang akan menentukan kepemimpinan negara untuk lima tahun mendatang.
“Kecintaan kepada tanah air bisa dalam bentuk menyalurkan hak pilih, wujud kita cinta terhadap tanah air hadir dalam bilik suara, memilih wakil rakyat dan pemimpin. Selain itu hadir dalam bilik suara juga mendukung demokratisasi pemilu kita,” kata Reza melanjutkan sosialisasinya.
Reza Fachlevi menghadirkan Babinsa Muara Jawa, Tri Ageng Pradito. Dalam kesempatan ini, Tri Ageng mengajak masyarakat untuk menjaga dan menghormati simbol-simbol negara. Lambang negara tersebut, kata dia, merupakan potret jati diri bangsa.
“Agar kita menambah hormat kita terhadap simbol negara. Ada empat simbol negara, bendera, kedua Bahasa Indonesia, ketiga lagu Indonesia Raya. keempat Garuda Pancasila, ini menunjukkan jati diri kita,” kata Tri Ageng Pradito menegaskan.
Ia melanjutkan, hingga saat ini, Indonesia sebagai negara yang berdaulat akan terus menghadapi ancaman dari dalam negeri dan luar negeri. Ancaman itu disebabkan karena Indonesia sebagai negara yang besar, memiliki bangsa yang besar dan juga sumber daya alam yang besar.
“Banyak negara luar yang iri dengan Indonesia, wawasan kebangsaan ini harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hidup rukun, menjaga solidaritas, dan soliditas,” kata Tri Ageng.
Narasumber berikutnya Yosef Bahtiar, kata dia, Kalimantan merupakan prototipe dan miniatur Indonesia. Hampir semua agama dan suku bangsa di Indonesia ada di Kalimantan, terutama di Kalimantan Timur.
“Kalimantan ini mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika. Banyak suku bangsa ada di sini. Bahkan Suku Dayak banyak macamnya,” kata pakar sosial dari Bandung itu.
Sosialisasi wawasan kebangsaan kemudian dilanjutkan dengan dialog dan tanya jawab antara narasumber dengan masyarakat yang hadir. (*)