Kompak.id, Tenggarong – Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Ahkmed Reza Fachlevi kembali memfasilitasi masyarakat dan pemerintah menanamkan nilai-nilai kebangsaan melalui sosialisasi wawasan kebangsaan. Kali ini sosialisasi itu berlangsung di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kamis (30/11/2023).
Saat membuka sosialisasi kebangsaan tersebut, politikus muda dari Fraksi Gerindra yang akrab disapa Reza itu menegaskan, penanaman nilai-nilai kebangsaan melalui ideologi Pancasila harus dilakukan. Ancaman terhadap ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan bukan tidak ada. Menurutnya, ancaman tersebut dapat muncul dari manapun terutama dari kemajuan teknologi melalui media-media sosial.
“Wawasan kebangsaan ini semakin lama semakin luntur. Jadi sosialisasi ini perlu untuk dilakukan. Ini menjadi perhatian DPRD Kaltim dan pemerintah,” kata Akhmed Reza saat membuka sosialisasi.
Reza mengatakan, semangat kebangsaan dan cinta tanah air menjadi modal sosial dalam pembangunan. Tanpa semangat itu, kata dia, pembangunan tidak akan berjalan optimal.
“Karena dengan semangat itu persatuan dan kesatuan akan terwujud. Semoga warga Desa Sebuntal dapat menjaga persatuan dan kesatuan,” kata Reza menambahkan.
Ketua BPD Desa Sebuntal, Arsyad yang turut hadir dalam giat tersebut menyampaikan terima kasihnya atas kepedulian Reza Fachlevi terhadap masyarakar Desa Sebuntal.
“Terima kasih atas kejadiran Bapak Reza, tentu wawasan kebangsaan ini bagaimana dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, hidup rukun antar desa dapat terus terjaga,” ungkap Arsyad.
Dankosramil merangkap Babinsa Desa Sebuntal Kuswandi yang didaulat menjadi pembicara dalam sosialisasi tersebut menjelaskan empat pilar kebangsaan.
“Pilar yang ketiga sangat penting yakni NKRI. Baru-baru ini terjadi konflik di luar yang disebabkan tidak adanya toleransi. Saya berharap di daerah kita di Kaltim tidak terjadi. Karena imbasnya sangat luas,” ungkap Kuswandi.
Kuswandi mengimbau kepada warga untuk segera melaporkan kepada aparat terkait, jika menemukan persoalan yang dapat memicu konflik horizontal.
“Bapak-Ibu ingat, kalau nanti ada riak-riak kecil yang berpotensi terjadi konflik, saya berharap dilaporkan kepada aparat. Jadi sedini mungkin kita cegah,” katanya melanjutkan.
Dengan empat pilar kebangsaan tersebut, Kuswandi berharap dapat dimaknai dan menjadi pengetahuan masyarakat untuk memupuk semangat kebangsaan.
“Pilar keempat bhinneka tunggal ika. Jadi empat hal ini jangan dipisahkan. Saya sangat miris saat 17 Agustus kepada beberapa orang, untuk memasang bendera saja berat. Itu wujud mengisi kemerdekaan, sekecil itu saja susah,” katanya.
Sementara itu, narasumber dari Alumnus Lemhanas, Endro S Efendi yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut mengatakan, keamanan negara menjadi sangat penting untuk membangun bangsa dan negara.
“Negara kita aman maka kita hidup dengan aman, beribadah kita aman. Seperti yang terjadi pada saudara kita di Palestina. Jangankan untuk ibadah untuk tidur saja susah. Tapi perjuangan mereka luar biasa, mencintai tanah airnya, mencintai negaranya karena sebagian dari iman,” kata Endro yang menyelesaikan pendidikan Lemhanasnya selama 7 bulan tersebut.
Sosialisasi yang juga dihadiri Ustaz Muhammad Faturrahman Al Kutai atau akrab disapa Ustaz Pink itu dihadiri seratusan warga. Usai pemaparan dari para narasumber, sosialisasi dilanjutkan dengan tanya jawab. (*)