Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD KALTIM

Reza Fachlevi: Pembangunan Ketahanan Keluarga Akan Lahirkan SDM Berkualitas

Akhmed Reza Fahclevi saat giat penyebarluasan Peraturan Daerah (Perda) Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Desa Purwajaya, Kecamatan Loajanan, Kutai Kartanegara, Minggu (10/3/2024).

Kompak.id, Tenggarong – Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi menegaskan, ketahanan keluarga di Indonesia sangat menentukan arah pembangunan. Sebab, tanpa ketahanan dan kesejahteraan keluarga, Indonesia Emas tidak akan terwujud. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pemerintah pusat dan daerah diamanatkan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

“Keluarga adalah tiang negara. Negara kita menjadi kuat karena peran keluarga-keluarga yang ada di negara kita. Negara kita akan mencapai Indonesia Emas sangat ditentukan oleh pembangunan keluarga yang akan melahirkan SDM berkualitas sehingga mampu menjaga stabilitas bangsa dan melanjutkan estafet kepemimpinan serta keberlanjutan pembangunan,” papar Reza Fahclevi saat giat penyebarluasan Peraturan Daerah (Perda) Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Desa Purwajaya, Kecamatan Loajanan, Kutai Kartanegara, Minggu (10/3/2024).

Untuk itu, kata Reza, Perda Kaltim tentang Penyelenggaran Pembangunan Ketahanan Keluarga
menjadi penting untuk menjadi acuan dalam menjalankan program-program pemerintah daerah untuk membangun keluarga yang berkualitas melalui program-program berkelanjutan.

“Masyarakat berperan untuk melestarikan nilai-nilai budaya luhur, memberikan saran dan pertimbangan, serta memberikan layanan konsultasi atau konseling dalam membentuk keharmonisan keluarga,” ujar pejuang politik dari Partai Gerindra itu.

Berdasarkan data Pengadilan Tinggi Agama Samarinda, kasus perceraian di Kaltim dari Januari hingga Juni 2023 tercatat mencapai 4.510 kasus.

“Ada pertambahan 4510 janda baru selama 2023. Tahun 2022 tercatat data perceraian 2.149 cerai talak dan 6.435 cerai gugat. Perceraian di Kaltim masih tinggi, dan Tenggarong nomor tiga. Hali ini yang menyebabkan dikeluarkannya perda ini,” ungkap Endro S Efendi yang merupakan praktisi hipnoterapi sekaligus motivator saat menjadi narasumber dalam giat ini.

Kendati perceraian terjadi banyak disebabkan oleh faktor ekonomi, Endro menyarankan agar para istri dan suami memerhatikan pasangannya dengan lebih banyak membeikan waktu untuk keluarga.

BACA JUGA :  Reza: Pelaksanaan PPDB Harus Sesuai Aturan

“Saat ini makin banyak emak dan ibu main tiktok, ikut bikin konten. Pertanyaannya, lebih banyak mana memeluk anak dengan memegang hape?” tanya Endro kepada seratusan warga yang hadir.

Guna menghidari ancaman dari keretakan keluarga terutama dalam rumah tangga, terdapat langkah-langkah komunikasi yang harus dilakukan oleh setiap pasangan rumah tangga dan anak-anaknya. Endro menyebutkan sebagai bahasa cinta.

“Apa itu bahasa cinta? Pertama saling memuji, berikan pujian. Kedua, sentuhan. Sentuhan ini juga jarang diberikan. Ketiga, pelayanan. Misalnya istri melayani suami, membuatkan teh atau kopi untuk suaminya. Keempat, waktu berkualitas dan yang kelima hadiah,” papar Endro.

Lima bahasa itu, kata Endro perlu diberikan kepada anak-anak juga. Orang tua memiliki peran penting dalam ketepatannya memberikan bahasa cinta kepada anggota keluarga lainnya. Menurut Endro, orang tua perlu memahami sejumlah ciri atau pesan yang ingin disampaikan dari setiap anggota keluarganya.

“Nah bagaimana bahasa cinta ini yang sesuai dengan kemauan kita? Begitu juga dengan anak. Kalau anak yang suka dipuji maka puji dia dengan tulus dan ikhlas. Anak yang suka dipuji biasanya anaknya suka menunjukkan. Kemudia berikan waktu berkualitas? Karena anak merasa tidak dapat waktu dari orang tua. Poin penting dari ketahanan keluarga, adalah bahasa cinta,” jelas Endro.

Diharapkan dengan bahasa cinta tersebut, keluarga dapat terhindar dari pertengkaran yang berujung pada perceraian.

“Kalau ada perceraian dampak terbesar anak dan cucu kita. Jadi ada generasi yang harus diselamatkan,” kata Endro menambahkan.

Juga hadir dalam giat itu Ustad Fatur Rahman Al Kutai. Menurutnya dalam membangun ketahanan keluarga diperlukan keceradasan dan pengetahuan terhadap teknologi.

“Untuk ketahanan keluarga kita harus mempunyai kecerdasan spiritual dan intelektual, dan
orangtua tidak boleh gaptek. Sayidina Ali mengatakan janganlah mendidik anakmu seperti orangtuamu mendidikmu. Didiklah ia sesuai zamannya,” kata pria yang akrab disapa Ustad Pink itu. (*)

Related posts