Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
DPRD KALTIM

Membangun Ketahanan Keluarga, Reza Fachlevi: Spiritualitas dan Intelektualitas

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi saat sosialisasi Perda ke-9 yakni Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga di Desa Jongkang, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu (20/9/2025).

Kompak.id, Tenggarong – Era kemajuan teknologi dan masifnya konten digital saat ini, keluarga berhadapan degan tantangan yang kian kompleks. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana informasi justru kerap menjadi sumber ancaman bagi keutuhan keluarga, terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan cenderung menyerap berbagai informasi tanpa filter yang memadai.

Tanpa pendampingan serius dari orang tua, anak-anak rentan terpapar dampak negatif dari konten-konten digital yang tidak sesuai. Untuk itu, anggota DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi mengajak warga Desa Jongkang, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara untuk membekali anggota keluarga, terutama anak-anaknya tidak hanya dengan kemampuan intelektualitas, tapi juga spiritualitas.

“Tidak hanya intelektualitas atau kecerdasan akademik, tapi juga kecerdasan spiritualitas. Keluarga yang kuat akan melahirkan generasi yang tangguh. Menjaga keutuhan keluarga sama dengan berinvestasi untuk masa depan bangsa, yang juga membangun ketahanan nasional,” papar Reza Fachlevi dihadapan puluhan warga Desa Jongkang dalam acara Sosialisasi Perda (Sosperda) Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga, Sabtu (20/9/2025).

Selain itu, Reza, begitu biasa disapa masyarakat ini menjelaskan, membangun ketahanan keluarga memerlukan pendekatan holistik yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan psikologis. Dari sisi ekonomi, ketersediaan sandang, pangan, dan papan yang layak menjadi prasyarat utama.

Kemudian dari aspek sosial, Reza yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD itu menambahkan, seorang kepala keluarga dituntut mampu memberikan rasa aman bagi seluruh anggota keluarga, baik dari ancaman internal maupun eksternal. Sementara dari sisi psikologis, menciptakan komunikasi yang sehat dan lingkungan rumah yang nyaman menjadi kunci penting dalam membangun ketahanan mental keluarga.

Dalam giat itu, pejuang politik dari Partai Gerindra tersebut menghadirkan narasumber profesional, hipnoterapis, Endro S Efendi. Dalam pemaparannya, Endro menyampaikan, guna menghidari ancaman dari keretakan keluarga terutama dalam rumah tangga, terdapat langkah-langkah komunikasi yang harus dilakukan oleh setiap pasangan rumah tangga, suami-istri dan terhadap anak-anaknya. Komunikasi itu ia sebut sebagai bahasa cinta.

“Selain harus ada keintiman, ada bahasa cinta. Pertama saling memuji, berikan pujian. Kedua, sentuhan. Sentuhan ini juga jarang diberikan. Ketiga, pelayanan. Misalnya istri membuatkan minum suaminya. Keempat, waktu berkualitas dan yang kelima hadiah. Ibu-ibu kapan terakhir suaminya ngasih hadiah?” kata Endro.

Lima bahasa itu, kata Endro perlu diberikan kepada anak-anak juga. Orang tua memiliki peran penting dalam ketepatannya memberikan bahasa cinta kepada anggota keluarga lainnya. Menurut Endro, orang tua perlu memahami sejumlah ciri atau pesan yang ingin disampaikan dari setiap anggota keluarganya.

“Begitu juga dengan anak. Kalau anak yang suka dipuji maka puji dia dengan tulus dan ikhlas. Anak yang suka dipuji biasanya anaknya suka menunjukkan. Kemudian berikan waktu berkualitas, Karena anak merasa tidak dapat waktu dari orang tua. Poin penting dari ketahanan keluarga, adalah bahasa cinta,” kata Endro menegaskan.

Selain itu, Endro menekankan pentingnya suatu pernikahan. Tidak sedikit pasangan suami-istri belum mengerti alasan mendasar mereka menikah.

“Apa alasan bapak-ibu menikah? Banyak di antara kita yang sudah lama menikah tapi tidak tahu alasannya,” katanya menambahkan.

Sosialisasi yang berlangsung dengan pendekatan humanis dan solusi praktis, ini diharapkan dapat menjadi titik balik dalam membangun ketahanan keluarga di Kaltim, terutama di tengah gempuran tantangan modern yang kian kompleks.

Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif dimana warga dapat berbagi pengalaman dan solusi. (*)

Related posts