Kompak.id, Samarinda – Aksi demo Ibu-Ibu berdaster yang menuntut mahalnya buku paket sekolah belakangan marak dilakukan di Kota Samarinda, terbaru pasukan Ibu-Ibu tersebut memadati Balai Kota Samarinda untuk menggelar unjuk rasa, Kamis (1/8/2024).
Secara garis besar, puluhan orang tua murid tersebut membawa dan memprotes 3 poin tuntutan yakni harga buku pelajaran yang terlalu mahal, transparansi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan dugaan adanya pungutan liar (pungli) dalam pembelian buku paket pelajaran.
“Ada tekanan dari guru bagi siswa yang belum membeli buku,” ungkap salah satu peserta yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kebijakan yang berlaku di sejumlah sekolah terkait pembelian buku pelajaran dinilai para orang tua murid ini sangat memberatkan.
“Anak saya baru masuk kelas satu SD sudah wajib membeli buku, yang harganya Rp 600 ribu, Ini memberatkan untuk kami,” beber peserta lain yang juga minta dirahasiakan identitasnya.
Menanggapi gelombang protes yang terjadi, Asisten I Kota Samarinda, Ridwan Tasa, menyatakan pihaknya segera membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dugaan pungli yang dikeluhkan.
Ridwan menegaskan pihaknya akan turun ke lapangan untuk memantau secara langsung kondisi yang terjadi di sekolah.
“Segera Kita Bentuk tim investigasinya,” tegasnya.
Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, mengakui bahwasanya memang terdapat masalah dalam pengelolaan dana BOS di beberapa sekolah.
Dirinya berkomitmen akan melakukan evaluasi secara menyeluruh dan sanksi tegas terhadap pihak yang terbukti melakukan pelanggaran telah menanti.
“Janji Kami demikian, semoga masalah ini segera teratasi,” pungkasnya. (Ain)