Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL BERITA UTAMA DINAS PENDIDIKAN KALTIM PENDIDIKAN

Pertama di Indonesia, Kaltim Siap Laksanakan Kurikulum Merdeka

SAMARINDA – Kaltim menjadi provinsi pertama di Indonesia, yang siap melaksanakan program kurikulum merdeka, yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Yang diharapkan, kurikulum nanti lebih simpel. Siswa bisa mengalami perubahan karakter, serta memiliki nilai-nilai Pancasila,” sebut Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian, Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, DR Atik Sulistyowati MPd.

Atik menyampaikan hal tersebut di sela kegiatan Diseminasi Hasil Rakor Kurikulum dan Penilaian SMA se-Kaltim, dan Sosialisasi Kurikulum Merdeka pada SMA Swasta Kota Samarinda, di Samarinda, Selasa (22/3) tadi.

Dikatakan, meski baru diluncurkan, Kaltim berani mengambil sikap, siap memberlakukan kurikulum merdeka 100 persen untuk jenjang SMA.

“Kaltim menjadi provinsi pertama yang menerapkan kurikulum merdeka 100 persen pada jenjang SMA,” sebut Atik. Keputusan itu diambil setelah melakukan rapat koordinasi belum lama ini di Balikpapan, menghadirkan seluruh Cabang Dinas Pendidikan, dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

Dijelaskan, pelaksanaan kurikulum merdeka ini dibagi dalam 3 fase. Masing-masing fase kurikulum merdeka belajar. fase kurikulum merdeka berubah, dan fase kurikulum merdeka berbagi.

BACA JUGA :  DPRD Bentuk Pansus Untuk Tangani LKPJ Wali Kota Samarinda

“Nanti sekolah yang menentukan kurikulumnya sendiri. Sekolah tinggal mendaftar di laman khusus, kemudian mengisi data berdasarkan kondisi nyata,” bebernya. Hasil dari usulan itu akan ditentukan oleh Kemendikbudristek dengan mempertimbangkan hasil penilaian dari Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan.

Pada tahun pembelajaran 2022/2023 nanti, akan mulai disosialisasikan kepada masyarakat melalui pendaftaran peserta didik baru (PPDB). Di antara poin penting dalam kurikulum merdeka adalah, saat kelas X SMA, belum ada penjurusan.

“Jadi saat daftar masuk SMA, belum ada penjurusan misalnya, IPA, IPS atau bahasa. Nanti setelah kelas XI baru ada penjurusan,” beber Atik.

Dikatakan,l secara konten, kurikulum merdeka ini hampir sama dengan kurikulum 2013. Hal paling utama dalam kurikulum merdeka belajar adalah penekanan perubahan pada konten dan mindset guru.

“Sekolah, 100 persen buat modul sendiri dan konten sekolah itu sendiri,” ujarnya.

Harapannya dengan kurikulum merdeka, ada perubahan positif pada guru. “Guru bisa memiliki terobosan dan inovasi pembelajaran.  Semua sudah disiapkan pemerintah pusat, dari mulai cara mengajar dan tuntunan lainnya. Modulnya juga sudah ada,” pungkasnya. (*)

Related posts