Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
BERITA UTAMA POLITIK

Mahasiswa Geruduk Polresta Samarinda, Kecam Dan Kutuk Represifitas Terhadap Mahasiswa

Kompak.id, Samarinda – Puluhan Mahasiswa yang berasal dari gabungan berbagai Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus menggeruduk Polresta Samarinda akibat tindakan represif yang mereka terima saat menggelar aksi pengawalan putusan Mahkamah Konstitusi.

Berlangsung di depan Kantor Polresta Samarinda, Rabu (28/8/2024), Massa aksi yang berasal dari HMI, PMII, GMKI, PMKRI dan GMNI itu membawa beberapa poin tuntutan untuk disampaikan Kepada Kapolresta Samarinda.

Koordinator aksi, Arianto mengatakan pihaknya menuntut klarifikasi dan permohonan maaf Kapolresta Samarinda sekaligus melakukan evaluasi kepada anggotanya atas adanya tindakan represif kepada Mahasiswa.

“Kami mau mereka mengakui bahwa tindakan represif di aksi tanggal 26 itu murni merupakan kesalahan Polresta Samarinda,” ungkap Arianto.

Tuntutan lain ialah diusut dan diungkapnya identitas oknum polisi yang melakukan pemukulan terhadap Pimpinan HMI Cabang Samarinda begitupun dengan anggota lembaga lainnya.

“Segera berhentikan secara tidak hormat pelaku pemukul yang disaksikan oleh masa aksi,” jelas Arianto.

Ketua HMI Cabang Samarinda, Syahril Saili yang menjadi korban pemukulan turut memberi komentarnya, Ia sebagai representasi HMI mengecam dan mengutuk keras tindakan represifitas bahkan pemukulan yang terjadi.

BACA JUGA :  Reza Fachlevi Sebarluaskan Bahaya Narkotika di Desa Batuah

Diakuinya, pemukulan terjadi saat dirinya bernegosiasi dengan pihak kepolisian untuk mengajak kader HMI melakukan ibadah sholat maghrib di dalam pelataran DPRD.

“Saya bilang kami akan masum tanpa rusuh dan anarkis namun respon yang kami dapat malah pemukulan yang cukup keras,” sebut Syahril.

Syahril berharap, Institusi kepolisian bisa berbenah agar bisa menempatkan dirinya di barisan rakyat bukan sebagai pelindung rezim, menurutnya polisi harusnya demikian karena polisi digaji oleh uang pajak yang berasal dari rakyat.

“Karena hari ini terbalik, polisi berada di barisan rezim bukan di rakyat,” tegasnya.

Untuk diketahui, pada aksi tanggal 26 Agustus 2024 di depan Kantor DPRD Provinsi Kaltim Ketua HMI Cabang Samarinda mendapatkan pemukulan dan terekam jelas di media massa, begitupun beberapa anggota lembaga lainnya yang turut mendapatkan tindakan represif dari oknum polisi, termasuk salah satu kader HMI lainnya yang mengalami patah kaki akibat terkena water canon. (Ain)

Related posts