SANGATTA – Momen Hari Ibu 2023 dimanfaatkan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Kutai Timur menggelar seminar bertema Kada Kawa Habang, alias kependekan dari Kualitas Diri Anak Karya Wanita Harapan Bangsa. Kegiatan digelar Kamis (14/12) bertempat di Ruang Akasia, Gedung Serba Guna Kawasan Perkantoran Bukit Pelangi, Sangat – Kutai Timur.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Kutai Timur Ny Lisnawarty Rizali Hadi menyampaikan, event seminar ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-95 dan HUT DWP.
“Sebelumnya sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan berupa lomba-lomba perorangan, beregu dan terakhir ditutup dengan seminar ketahanan keluarga,” sebutnya.
Untuk seminar, nara sumber yang dihadirkan adalah Marliana Wahyuningrum, wakil ketua DWP Provinsi Kaltim yang juga dikenal sebagai ketua Ikatan Pengembang Kepribadian Indonesia (Ipprisia) Kaltim.
Dalam paparannya, Marliana menyampaikan, ketahanan keluarga adalah kemampuan menghadapi dan mengelola masalah dalam situasi sulit, agar fungsi keluarga tetap berjalan dengan harmonis. Ini penting untuk mencapai kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin anggota keluarga.
“Faktor yang memengaruhi ketahanan keluarga yaitu jumlah anggota keluarga, lama menikah, dan tekanan ekonomi keluarga,” sebutnya.
Ia juga menyampaikan beberapa kiat dalam menguatkan ketahanan keluarga di antaranya adalah menyadari fungsi keluarga, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Selain itu, mengedepankan komunikasi efektif dalam menyelesaikan permasalahan di lingkungan keluarga.
“Tidak kalah penting, membiasakan musyawarah dalam setiap mengambil keputusan,” sebutnya.
Sedangkan khusus untuk anak, Marliana memberikan tips pengasuhan anak. Di antaranya dengan membiasakan membangun iklim bermusyawarah bersama anak. Selain itu membiasakan anak berpikir lebih panjang dan mengkaji situasi sebelum mengambil keputusan penting.
“Dengarkan keluh kesah anak dengan penuh perhatian dan rasa hormat, serta bangun hubungan harmonis dan penuh persahabatan bersama anak,” bebernya.
Ia juga menyampaikan pentingnya membangun hubungan kasih sayang dan saling menghargai antar anggota keluarga. Anak juga disarankan untuk diajarkan tanggung jawab dan berani menanggung risiko atas perbuatan yang dilakukan.
“Terakhir, membangun suasana saling tolong menolong dan kerja sama antaranggota keluarga,” tuturnya.
Selain memberikan tips khusus, Marliana juga mengingatkan orang tua agar tidak menjadikan pukulan dan perilaku marah sebagai langkah penyelesaian masalah. Selain itu, jangan biarkan anak berpikir reaktif, serta jangan marah jika anak menyampaikan cerita dan keluh kesah.
“Penting juga untuk tidak meremehkan kemampuan anak dan jangan biarkan anak menjauh dari rumah, jika mereka mengalami masalah,” pesannya. Pesan lain adalah untuk tidak mengabaikan keluh kesah anak, tidak memanjakan anak secara berlebihan, serta hindari berkata kasar dan berkata buruk kepada anak. (*)