Kompak.id, Tarakan – Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), kembali diguncang gempa bumi pada Sabtu (8/11/2025) sore. Guncangan ini terjadi hanya tiga hari setelah gempa bermagnitudo 4.8 melanda wilayah yang sama. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa kali ini merupakan susulan (aftershock) dari gempa utama pada 5 November lalu, yang bersumber dari aktivitas Sesar Tarakan.
Berdasarkan data BMKG, gempa terjadi pukul 15:56:35 WIB atau 16:56:35 WITA, dengan kekuatan Magnitudo 4.4. Pusat gempa berada di laut pada koordinat 3.29 Lintang Utara dan 117.72 Bujur Timur, sekitar 15 kilometer tenggara Tarakan. Kedalamannya hanya 10 kilometer, tergolong gempa dangkal. BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Meski berkekuatan sedang, getaran dirasakan cukup kuat oleh warga Tarakan karena lokasi episentrum sangat dekat dengan pusat permukiman. Berdasarkan laporan masyarakat, gempa dirasakan dengan intensitas IV–V MMI. Getaran terasa oleh hampir seluruh penduduk, menyebabkan banyak orang terbangun, gerabah pecah, dan barang-barang di dalam rumah bergoyang.
Sementara itu, di Tanjung Selor dan Tana Tidung, gempa dirasakan dengan intensitas III–IV MMI. Getaran terasa jelas di dalam rumah, membuat jendela dan pintu berderik. Di wilayah Tanjung Redeb dan Nunukan, intensitas gempa tercatat II–III MMI, terasa seperti getaran truk yang melintas. Hingga saat ini, BMKG belum menerima laporan adanya kerusakan berarti akibat guncangan tersebut.
BMKG Kota Tarakan melaporkan bahwa hingga 8 November 2025 pukul 16.30 WIB, hasil monitoring menunjukkan gempa M 4.4 ini merupakan gempa susulan dari gempa utama M 4.8 yang terjadi pada 5 November 2025 pukul 17:37:11 WIB lalu. Aktivitas ini memperkuat indikasi bahwa Sesar Tarakan sedang dalam kondisi aktif.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah Tarakan dan sekitarnya agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Warga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memeriksa kembali kondisi rumah sebelum kembali masuk.
“Pastikan informasi hanya diperoleh dari sumber resmi BMKG. Jangan mudah percaya pada isu liar yang dapat menimbulkan kepanikan,” tegas BMKG Kota Tarakan dalam laman sosial medianya.
Dari pantauan Wartawan media ini di media sosial, kepanikan kembali mendera warga Bumi Paguntaka menyusul adanya gempa susulan ini.
Contoh nyata terjadi di Rumah Sakit Umum Dr. Yusuf SK Kota Tarakan yang kembali harus mengevakuasi para pasiennya keluar ruangan akibat getaran yang dialami.
“Gempa lagi Tarakan, behamburan keluar lagi pasien, baru anakku di lantai 3 syukur belum operasi, nanti senin baru operasinya, semoga semua dalam lindungan Allah SWT, Aamiin,” tulis akun Facebook bernama Atiya Dzakwan.
Gempa M 4.4 ini sekaligus menjadi pengingat akan tingginya potensi seismik di wilayah Kalimantan Utara. Meski bukan termasuk zona megathrust, keberadaan Sesar Tarakan menjadikan kawasan pesisir ini tetap rawan terhadap guncangan dangkal yang bisa berdampak nyata di permukaan. (Ain)
