Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
BERITA UTAMA

DPP BKPRMI Sesalkan Mundurnya Rahayu Saraswati dari DPR, Sebut Kehilangan Besar bagi Parlemen

Ketua umum DPP BKPRMI, Nanang Mubarok saat menghadiri rakerwil di Balikpapan.

KOMPAK.ID – Dewan Pengurus Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPP BKPRMI) menyatakan keprihatinan mendalam atas mundurnya Rahayu Saraswati dari jabatannya sebagai anggota DPR RI. Keputusan ini dinilai sebagai kehilangan besar bagi representasi anak muda progresif di parlemen, yang selama ini menghadirkan energi segar, kedekatan dengan rakyat, dan gagasan baru.

Ketua Umum DPP BKPRMI Nanang Mubarok menegaskan, Saraswati adalah figur penting bagi generasi muda Indonesia.

“Mundurnya Mbak Saras dari DPR RI adalah kehilangan nyata bagi parlemen. Ia bukan sekadar aktivis dan politisi muda, tetapi representasi suara progresif yang mampu menjembatani gagasan anak muda dengan problematika rakyat kecil. Ia senantiasa membuka ruang dialog, tidak elitis, dan berani menghadirkan perspektif baru di tengah perdebatan politik yang sering kering dari ide,” tegas Nanang.

Nanang menambahkan, Rahayu Saraswati dikenal konsisten memperjuangkan hak-hak perempuan, melindungi anak dari kekerasan, serta menegakkan keadilan hukum. Keberaniannya, kata dia, tampak ketika mengungkap praktik mafia subsidi BBM di Nusa Tenggara Timur yang diduga melibatkan oknum aparat.

“Kami menyadari bahwa fitnah, disinformasi, hingga kebencian telah diarahkan kepadanya, termasuk tekanan politik yang berujung pada pengunduran dirinya. Kita membutuhkan lebih banyak anak muda seperti Mbak Saras di DPR RI. Kehadiran anak muda di parlemen adalah kebutuhan strategis bangsa sekaligus kebutuhan regenerasi politik, bukan sekadar pemanis demokrasi,” ujar Nanang.

Sebagai penegasan sikap, DPP BKPRMI mengajak seluruh partai politik memperluas ruang partisipasi generasi muda, memberi kepercayaan pada kader potensial, dan memastikan proses regenerasi politik berjalan sehat. Kehadiran anak muda di parlemen, ditegaskan Nanang, bukan sekadar simbol, tetapi bagian dari strategi besar menghadirkan kebijakan yang lebih responsif terhadap kepentingan rakyat. (*)

Related posts