Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL DINAS PENDIDIKAN KALTIM

SMAN 8 Samarinda Pelopor Kurikulum Merdeka di Kalimantan Timur

Kompak.id, Samarinda – SMAN 8 Samarinda merupakan sekolah yang berdiri di tahun 1993, memiliki total 18 rombongan belajar (rombel), terbagi 6 rombel di tiap angkatan, meskipun cenderung tidak luas, sekolah ini sendiri tercatat sebagai pionir penggerak kurikulum merdeka di Kalimantan Timur.

Kepala SMAN 8 Samarinda, Nurhayati mengungkapkan, tahun 2021 lalu, SMAN 8 bersama bersama SMA 11 Samarinda dan SMA Kristen Sunodia Samarinda telah menerapkan Kurikulum merdeka lebih dulu dibandingkan sekolah lainnya.

“Hanya ada 3 angkatan pertama di Kaltim, jadi kamilah yang menjadi pionir implementasi kurikulum Merdeka,” ucap Nurhayati, Senin (6/11/2023).

Berangkat dari hal tersebut menyebabkan pada tahun 2021 hanya 3 sekolah itu yang menerapkan Kurikulum merdeka, baru kemudian di tahun 2022 diambil kesepakatan saat rakor kepala sekolah Se-Kaltim untuk melaksanakan kurikulum merdeka secara menyeluruh di sekolah yang ada.

Pertimbangan kurikulum nasional yang akan diterapkan di tahun 2024 sebagai dasar diambilnya kesepakatan tersebut, sehingga di tahun ajaran 2022-2023, 90 persen sekolah telah menerapkan kurikulum merdeka.

BACA JUGA :  21 Peserta Ikut Lomba Bertutur, Kasmidi: Budaya Membaca Harus Ditanamkan Sejak Usia Dini

“Artinya kenapa harus memulai nanti sedangkan kita bisa lebih awal,” sambung Nurhayati.

Lebih lanjut, Nurhayati memaparkan, Karena SMAN 8 Samarinda beserta 2 sekolah lainnya lebih dulu menerapkan kurikulum merdeka, jadinya saat ini kurikulum merdeka mereka telah utuh hingga ke kelas 12, berbeda dengan sekolah lain yang kurikulum merdekanya masih sampai di kelas 11.

Karena statusnya sebagai pionir, menyebabkan banyak sekolah lain yang datang berkunjung untuk sharing perihal kurikulum merdeka.

“Baik terkait masalah dan bagaimana menjalani kurikulum merdeka,” jelasnya.

Nurhayati juga menyampaikan jika sekolah penggerak dibimbing langsung dari Dinas Pendidikan pusat baik berupa pendanaan maupun pendampingan seputar Kurikulum merdeka.

Wujud pendampingannya sendiri berupa coaching online dan offline, juga loka karya, dan bimbingan itu dilaksanakan selama 3 tahun, sejak 2021 hingga 2023, setelah itu nanti sekolah akan kembali dilepas dan dikembalikan kepada daerah.

“Jadi kami 3 sekolah tadi sudah full kurikulum merdekanya nda ada K13 lagi,” pungkas Nurhayati. (Adv/Ain/Disdikbud Kaltim)

Related posts