Kompak.id, Samarinda – Menghadapi transisi perubahan kurikulum dari K13 ke kurikulum merdeka, SMAN 2 Samarinda membagi kelasnya dalam 10 rombongan belajar dan memberikan pembekalan khusus kepada para guru.
“Untuk transisinya di sini menggunakan 2 kurikulum karena diangkatan terakhir yakni kelas 12 masih menggunakan K13 itu berjalan seperti biasa,” ungkap tim Pengembang Kurikulum SMAN 2 Samarinda, Yeyen, Selasa (25/7/2023).
Yeyen menjelaskan, dalam berjalannya kurikulum merdeka tidak memakai sistem jurusan, tetapi memilih mata pelajaran yang diinginkan.
“Waktu kelas 10 masih umum, pada saat nanti sudah kelas 11 sudah diharuskan memilih mata pelajaran apa yang mereka inginkan, jadi bukan diarahkan oleh guru atau pihak sekolah tapi memang benar-benar mereka menginginkan belajar apa,” sebut Yeyen.
Yeyen menerangkan, nantinya pada kelas 11 akan ada 4 mata pelajaran yang bisa mereka pilih, 3 sebagai pembelajaran pokok di kelas, dan 1 sebagai moving class.
“Moving class nanti terdiri dari siswa yang berasal dari beberapa kelas di 1 mata pelajaran tersebut,” terangnya.
Yeyen memaparkan dari total 329 siswa yang diterima pada PPDB 2023, pihaknya membaginya kedalam 10 kelas yang terdiri dari kelas A sampai J untuk kelas 10. Kemudian mengelompokkan lagi nantinya saat kelas 11 sesuai dengan mata pelajaran yang dipilih.
“Tipe kelasnya akan berubah lagi sesuai dengan tipe pilihan siswa yang dipilihnya ketika naik kelas,” ujarnya.
Ketika sudah kelas 12 nantinya, siswa tidak boleh memilih mata pelajaran yang diinginkan lagi karena harus mengikuti pilihan sebelumnya.
“Ndak boleh milih lagi, karena hanya ada 1 kali kesempatan untuk memilih, jadi yang sama hanya 2 tahun itu, karena di kelas 10-nya dia dapat semua atau global,” imbuh Yeyen.
Tak hanya perihal murid, pada masa transisi kurikulum merdeka, persiapan juga dilakukan untuk para guru dengan membekalinya dengan ilmu terkait kurikulum merdeka.
“Semua guru kita adakan in iouse training (IHT) atau workshop yang berkaitan dengan kurikulum merdeka,” kata Yeyen
Pembekalan terkait kurikulum merdeka tetap dilakukan walaupun kepada guru yang belum mengajar di kurikulum tersebut.
“Jadi ketika K13 sudah habis angkatannya, mereka dapat terjun ke kurikulum yang merdeka juga,” terang Yeyen.
Yeyen menyebut dalam 1 tahun terakhir telah digelar 3 kali IHT, dan tahun sebelumnya juga telah dilakukan hal serupa.
“Hasilnya guru bisa menjalankan kurikulum merdeka dengan materi yang sudah diberi standar oleh pemerintah,” pungkasnya. (Adv/Ain/Disdikbud Kaltim)