Kompak.id | Komunikatif, Profesional & Kredibel
ADVERTORIAL BERITA UTAMA DPRD SAMARINDA

Sinergi Menjadi Kunci Pengendalian Banjir di Samarinda

Kompak.id, Samarinda – Pengendalian banjir di Samarinda membutuhkan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah. Legislator setempat menilai, sinergi dalam berbagai aspek, mulai dari teknologi sederhana hingga pembangunan infrastruktur skala besar, menjadi faktor penentu keberhasilan mitigasi banjir di kota ini.

Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, menyoroti pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan air hujan di lingkungan tempat tinggal. Ia menekankan, penerapan sistem biopori dapat menjadi solusi sederhana namun efektif dalam mengurangi genangan air.

“Jika masyarakat memahami pentingnya biopori dan menerapkannya di rumah masing-masing, maka hal ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi genangan air,” ujarnya.

Menurut Viktor, upaya pengendalian banjir tidak bisa hanya mengandalkan proyek besar pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran warga dalam mengadopsi praktik ramah lingkungan, seperti pemanfaatan biopori yang juga dapat berfungsi sebagai pengolahan kompos alami.

Di sisi lain, pemerintah kota tetap berfokus pada strategi jangka panjang, seperti pembangunan danau atau kolam retensi atau yang dikenal sebagai polder. Proyek ini telah berjalan di beberapa titik, termasuk Pampang dan Bengkuring.

“Pembangunan Polder di Pampang, Bengkuring, dan beberapa kecamatan lain telah dikerjakan oleh Pemkot Samarinda. Sekarang yang perlu dilakukan adalah menyelesaikan dan melanjutkan pembangunan polder di lokasi lain yang masih membutuhkan,” jelasnya.

BACA JUGA :  Merawat Sejarah, DPK Kaltim Kerja Sama dengan DPK Kutai Kartanegara

Dirinya menyoroti proyek pembangunan tanggul di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus (SKM) sebagai bagian dari pengendalian banjir jangka panjang. Ia menegaskan, proyek tersebut harus disertai solusi bagi warga terdampak.

“Pembebasan lahan untuk proyek ini harus disertai solusi bagi warga terdampak. Masyarakat tidak boleh sekadar digusur, tetapi harus diberikan lahan pengganti sebagai tempat tinggal,” tegasnya.

Untuk mendukung kelancaran aliran air, ia juga mendorong penerapan sistem kanal dengan pompa air di anak sungai SKM agar air lebih cepat mengalir ke Sungai Mahakam. Dengan demikian, risiko banjir di wilayah Samarinda Utara bisa diminimalisir.

Selain pembangunan infrastruktur, Viktor menekankan pentingnya kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama memastikan saluran air bebas dari sampah plastik yang kerap menjadi penyebab utama penyumbatan drainase.

“Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sangatlah penting. Gotong-royong di tingkat Rukun Tetangga (RT) perlu digalakkan agar saluran air tetap bersih dan berfungsi dengan baik,” pungkasnya.

Related posts